Pada saat menghuni Rutan Salemba di mako Brimob Kelapa Dua, lulusan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di Jakarta ini sangat disegani pengikutnya di penjara.
Dalam rekaman yang beredar, para pengikutnya sempat bernegosiasi dengan polisi dan menuntut dipertemukan dengan Aman. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto membenarkan soal ini. "Ya biasa, itu kan pimpinannya," katanya.
Pada persidangan April 2018 Aman Abdurrahman menyangkal sebagai pemimpin JAD sekaligus memerintahkan sejulah serangan. "Saya tak pernah meminta mereka melakukan itu," ujarnya.
Dia pun menyatakan keberatan terhadap tuntutan hukuman mati. Aman Abdurrahman berencana mengajukan pleidoi pribadi selain pembelaan dari pengacaranya, Asludin Hatjani, pada sidang berikutnya pada Jumat, 25 Mei 2018.
"Ya, saya (akan) mengajukan (pleidoi), masing-masing," katanya kepada Ketua Majelis Hakim Akhmad Jaini.
Masuk ke ruang sidang pada Jumat pagi lalu, pandangan Aman menyapu ruangan. Sesekali dia menoleh ke arah hakim, jaksa, lalu personel Brigade Mobile (Brimob) Polri bersenjata yang berdiri di dalam ruang sidang.
Lima personel Brimob menjaga Aman Abdurrahman sejak turun dari mobil tahanan.
Dalam persidangan Aman terlihat duduk tak tenang. Seperti gelisah pada saat berhadapan dengan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Kadang pria berperawakan kurus itu bertopang dagu, kadang menyilangkan kaki. Kemudian tiba-tiba dia duduk tegak, bangkit dari sandaran kursi.
Apakah Aman Abdurrahman siap dihukum agar mati syahid seperti yang diajarkannya?
FAJAR PEBRIANTO | IRSYAN HASYIM | LINDA NOVI TRIANITA