TEMPO Interaktif, Jakarta: Padi unggul Super Toy HL-2 yang diklaim sebagai padi varietas unggul ternyata belum resmi dilepas ke masyarakat. "Varietas itu (super toy) belum bisa ditanam secara massal," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Sutarto Ali Muso, saat diubungi Tempo hari ini, kamis (4/9).
Menurut Sutarto, meski telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, padi itu hanya lulus pada aspek teknologi. "Menurut mereka (PT Sarana Harapan Indopangan) padi ini berpotensi (unggul)," ujarnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, Sutarto menambahkan, juga pernah mencoba meneliti jenis padi ini. "Tapi saya belum tahu hasilnya," katanya.
Baca Juga:
Setiap penemuan, kata dia, perlu diuji secara teknologi, dan dilanjutkan uji multilokasi. Uji multilokasi untuk mengetahui apakah varietas baru itu memiliki kemampuan yang unggul dan mampu beradaptasi. "Jangan-jangan yang di Purworejo baru tahap uji multilokasi," tambah Sutarto.
Kemarin petani di Grabag,Purworejo, Jawa Tengah protes dengan membakar tanaman padi Super Toy, karena tak bisa dipanen. Mereka kecewa padi itu tidak seperti yang diklaim perusahaan mengahsilkan kuntungan berlipat. Padi itu ternyata tidak berisi alias kopong.
Mengenai protes petani, Sutarto mengaku baru melihatnya dari televisi. "Kami belum lihat langsung ke lapangan." Ia berjanji akan melaporkan kasus ini ke Menteri Pertanian, Anton Apriantono. Ia juga akan memanggil dinas pertanian Purworejo untuk menanyakan hal ini. "Hari ini akan kami rapatkan," katanya.
Akbar Tri Kurniawan