Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Padi Unggul Super Toy Belum Lulus Uji  

Reporter

Editor

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Padi unggul Super Toy HL-2 yang diklaim sebagai padi varietas unggul ternyata belum resmi dilepas ke masyarakat. "Varietas itu (super toy) belum bisa ditanam secara massal," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, Sutarto Ali Muso, saat diubungi Tempo hari ini, kamis (4/9).

Menurut Sutarto, meski telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, padi itu hanya lulus pada aspek teknologi. "Menurut mereka (PT Sarana Harapan Indopangan) padi ini berpotensi (unggul)," ujarnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, Sutarto menambahkan, juga pernah mencoba meneliti jenis padi ini. "Tapi saya belum tahu hasilnya," katanya.

Setiap penemuan, kata dia, perlu diuji secara teknologi, dan dilanjutkan uji multilokasi. Uji multilokasi untuk mengetahui apakah varietas baru itu memiliki kemampuan yang unggul dan mampu beradaptasi. "Jangan-jangan yang di Purworejo baru tahap uji multilokasi," tambah Sutarto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemarin petani di Grabag,Purworejo, Jawa Tengah protes dengan membakar tanaman padi Super Toy, karena tak bisa dipanen. Mereka kecewa padi itu tidak seperti yang diklaim perusahaan mengahsilkan kuntungan berlipat. Padi itu ternyata tidak berisi alias kopong.

Mengenai protes petani, Sutarto mengaku baru melihatnya dari televisi. "Kami belum lihat langsung ke lapangan." Ia berjanji akan melaporkan kasus ini ke Menteri Pertanian, Anton Apriantono. Ia juga akan memanggil dinas pertanian Purworejo untuk menanyakan hal ini. "Hari ini akan kami rapatkan," katanya.

Akbar Tri Kurniawan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertanian, Pangan, dan Kemerdekaan

9 Juli 2015

Pertanian, Pangan, dan Kemerdekaan

"Apakah ada hubungan antara pertanian, pangan, dan kemerdekaan?" Pertanyaan kawan saya ini memicu pikiran untuk menulis artikel tersebut, menjelang perayaan ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-70 pada 17 Agustus 2015.


Kalla Minta Sponsor Super Toy Bertanggung Jawab  

6 September 2008

Kalla Minta Sponsor Super Toy Bertanggung Jawab  

Kasus ini bermula dari kekecewaan petani Grabag dengan membakar tanaman padi karena gagal panen.


Petani Minta Ganti Rugi Rp 22,579 Miliar

4 September 2008

Petani Minta Ganti Rugi Rp 22,579 Miliar

Upaya mencari pimpinan PT Sarana Harapan Inopangan sudah dicoba ke beberapa tempat, termasuk menghubungi melalui telepon, tapi tak berhasil.