Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kalla Minta Sponsor Super Toy Bertanggung Jawab  

Reporter

Editor

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: akil Presiden Jusuf Kalla mendesak PT Sarana Harapan Indopangan harus bertanggung jawab atas gagalnya panen petani Desa Grabag, Purworejo, Jawa Tengah. Sebab, petani rugi karena menanam padi unggulan  Super Toy HL-2  tapi  belum disertifikasi. "Perusahaan  itu  harus bertanggung jawab," katanya dalam jumpa pers di Kantor Wakil Presiden, Jumat (5/9).  

Kasus ini bermula dari kekecewaan petani Grabag dengan membakar tanaman padi karena gagal panen. Mereka dijanjikan padi Super Toy yang  sekali tanam bisa dipanen tiga kali, ternyata pada saat panen kedua tak beisi alias kopong. Petani  Grabag  menuntut ganti rugi Rp 22,6 miliar kepada PT Sarana Harapan Indopangan. Pada April lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang ke Grabag untuk ikut merayakan panen raya pertama.

Menurut Kalla, tidak ada aturan soal kegagalan uji coba padi itu. Namun, semua bibit padi yang diberikan ke petani harus memiliki sertifikat dari pemerintah. "Ini baru uji coba,  mungkin oleh
masyarakat sudah dianggap lolos sertifikasi. Sehingga mereka tanam," Kalla menduga.

Padi unggulan yang disuplai  PT Sarana Harapan Indopangan  diluncurkan  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dijanjikan mampu  menghasilkan 15ton gabah per hektare. Untuk padi biasa varietas IR-64 hanya menghasilkan 6-7 ton gabah per hektare. Ratusan warga Grabag yang tergabung dalam  54 kelompok tani pun berlomba menanam padi jenis ini. Toral areal yang ditanami mencapai 103 hektare.

Direktur PT  Sarana Harapan Indopangan, Iswahyudi,  menolak bertanggung jawab. Sebab,  setelah panen raya pertama antara perusahaannya dengan  petani sudah putus hubungan. "Kami tidak membina lagi  dan tidak ada kerja sama lanjutan," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perusahaan ini merupakan kelompok PT Sarana Harapan Indo Grup, yang komisarisnya Heru Lelono, Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut juru bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, Presiden sudah minta kepada Heru agar menjelaskan persoalan padi itu langsung kepada petani.

Kurniasih Budi

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertanian, Pangan, dan Kemerdekaan

9 Juli 2015

Pertanian, Pangan, dan Kemerdekaan

"Apakah ada hubungan antara pertanian, pangan, dan kemerdekaan?" Pertanyaan kawan saya ini memicu pikiran untuk menulis artikel tersebut, menjelang perayaan ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-70 pada 17 Agustus 2015.


Petani Minta Ganti Rugi Rp 22,579 Miliar

4 September 2008

Petani Minta Ganti Rugi Rp 22,579 Miliar

Upaya mencari pimpinan PT Sarana Harapan Inopangan sudah dicoba ke beberapa tempat, termasuk menghubungi melalui telepon, tapi tak berhasil.


Padi Unggul Super Toy Belum Lulus Uji  

4 September 2008

Padi Unggul Super Toy Belum Lulus Uji  

Meski telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, padi itu hanya lulus pada aspek teknologi.