Narila menyatakan untuk menangani permasalahan stunting, pemerintah perlu memusatkan perhatian pada langkah-langkah pencegahan sejak masa kehamilan, bukan setelah anak dilahirkan. Dia menekankan pentingnya persiapan sebelum kehamilan atau bahkan sebelum pernikahan untuk mengurangi semua faktor risiko stunting. “Kalau ditarik lebih ke hulu lagi saat anak-anak dan remaja status gizinya baik,” ucap Narila.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso menyebut program makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah tidak berkaitan dengan stunting. Menurut dia, pencegahan stunting harusnya berfokus pada 1000 hari pertama kehidupan atau HPK. Pada 1.000 hari pertama itu, kata Piprim, perlu ada penguatan protein hewani.
"Dan sebetulnya sejak dia wanita hamil itu, kemudian 1.000 HPK (yang penting). Jadi, fase keemasan itu di 1.000 hari pertama, itu yang harus kaya dengan (protein) hewani, saya kira mungkin itu yang harus disosialisasikan ya," ujar Piprim.
Mengenai protein hewani, Piprim menyebutkan susu sapi memang baik untuk dikonsumsi. Namun, susu bukan menjadi satu-satunya sumber protein hewani, karena protein hewani juga bisa didapatkan melalui ikan, ayam, dan telur.
Jurus Paslon Lain Tekan Stunting
Di sisi lain, pasangan calon nomor urut 1 Anies-Muhaimin atau AMIN berjanji akan menurunkan prevalensi stunting dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 11-12,5 persen pada 2029. Upaya yang akan dilakukan yaitu pendampingan ibu hamil hingga 1000 hari pertama kehidupan anak, kolaborasi lintas sektor serta penguatan dukungan bagi kader desa atau kelurahan untuk menjamin ketersediaan pangan seimbang, pencegahan infeksi, dan perbaikan lingkungan.
Selain itu, AMIN juga berjanji memastikan kehamilan dan persalinan yang sehat. Hal ini dimulai dari edukasi kesehatan sejak usia remaja hingga pemberian nutrisi seimbang gratis dan pendampingan ibu hamil sampai 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Sementara itu, pasangan calon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud berjanji menurunkan prevalensi stunting di bawah 9 persen. Ganjar-Mahfud juga berjanji menjamin kualitas tumbuh kembang anak dengan pola asuh berkualitas selama 1.000 hari pertama kehidupan dengan kecukupan gizi bagi anak dan bagi ibu hamil serta menyusui minimal hingga usia anak mencapai lima tahun.
Ganjar-Mahfud juga berjanji memberikan edukasi tentang tumbuh kembang serta pendidikan, pengasuhan anak untuk para calon pengantin dan bagi remaja perempuan, dengan menjadikan ibu sebagai penjaga kesehatan keluarga.
YOHANES MAHARSO | ALIF ILHAM FAJRIADI | ANTARA
Pilihan Editor: Terkini: Prabowo Sebut yang Bilang Makan Siang dan Susu Gratis Tidak Penting Bukan Orang Waras, Anies Singgung Sandwich Generation