Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo – Gibran, Erwin Aksa, menyebut ada komitmen dari Prabowo-Gibran untuk mewujudkan reforma agrarian dan meredistribusi lahan ke petani. Erwin berujar, reforma agraria penting dilakukan untuk membawa keadilan bagi rakyat. Selain itu, untuk menyelesaikan konflik pertanahan.
“Apa yang sudah dikerjakan Pak Jokowi dalam reforma agraria, perlu dilanjutkan oleh pemimpin yang tegas,” kata Erwin kepada Tempo, Kamis, 18 Januari 2024.
Di sisi lain, ia berujar, Prabowo-Gibran akan melanjutkan food estate. Meskipun, proyek ini menuai kritik, termasuk oleh Konsorsium Pembaruan Agraria yang menolak food estate karena proyek ini dianggap menentang reforma agrarian.
“Indonesia perlu membangun food security dan food estate tujuannya untuk itu,” kata Erwin.
Sementara itu, Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD, membawa topik reforma agraria ke dalam misi ke-4 yang berjudul "Mempercepat Pemerataan Pembangunan Ekonomi". Dalam dokumen visi misinya, Ganjar - Mahfud menyampaikan gagasan "Reforma Agraria Tuntas".
Keduanya menawarkan program penataan alokasi lahan yang efisien dan berkeadilan, termasuk redistribusi dan legalisasi tanah yang bebas dari mafia tanah. Langkah ini disebut untuk memastikan proses administrasi dan dokumentasi lahan yang transparan, cepat, akurat, dan murah.
Narasi legalitas tanah sempat disorot KPA karena dinilai menjadi hambatan reforma agraria. Adapun program legalitas tanah ini sebelumnya dijalankan pemerintahan Jokowi melalui program sertifikasi tanah.
Akan tetapi, Dewan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Bonnie Setiawan, mengklaim program reforma agrarian Ganjar-Mahfud lebih komprehensif ketimbang Jokowi. “Bagi-bagi sertifikat hanya menjadi bagian kecil,” kata Bonni kepada Tempo, Kamis, 18 Januari 2024.
Bonnie berujar, prioritas reforma agrarian Ganjar-Mahfud adalah menjalankan land reform atau redistribusi yang sesuai lokasi prioritas reforma agraria (LPRA) dan tanah objek reforma agraria (TORA). Sertifikasi dilakukan setelah redistrisbusi," ujarnya.
Selanjutnya: Kegagalan Reforma Agraria Jokowi...