Tantangan Ekonomi Nataru
Namun, ekonom yang juga Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkap ada beberapa tantangan ekonomi yang harus dihadapi hingga akhir tahun. Bhima mencatat aktivitas ekonomi masih terhambat inflasi terutama dari beras, gula, cabai, atau dominasi dari bahan pangan. Hal itu juga sangat berpengaruh terhadap pergerakan belanja masyarakat menengah ke bawah.
Faktor lainnya adalah pemilihan presiden (Pilpres 2024) karena membuat investor yang wait and see (menunggu dan melihat kondisi). Risiko politik yang sedang tinggi dan ini juga menjadi salah satu hal yang menghambat dari sisi realisasi investasi, hal itu sudah menjadi hal biasa. “Baru naik lagi setelah pembentukan kabinet, untuk investasi langsung,” ucap Bhima.
Di sisi yang lain perlu diperhatikan juga bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah juga masih akan terjadi pada akhir 2023 ini. Situasi geopolitik, permintaan global terutama di negara-negara maju, termasuk Cina juga masih akan mengalami tekanan, dan pastinya berpengaruh juga pada penawaran valuta asing sebagai komponen pembentuk uang beredar. “Ya jadi tantangannya masih banyak.”
Tantangan dari sisi masyarakat menengah atas yang akan menahan belanja misalnya berlibur, karena ada kekhawatiran dengan risiko politik. Termasuk juga persiapan dana simpanan buat 2024 ke depan untuk mengantisipasi banyak hal yang tidak pasti.
Sedangkan mengenai belanja pemerintah itu juga harus menjadi stimulus untuk mendorong uang beredar. Menurut Bhima, memang diharapkan ada realisasi belanja pemerintah yang lebih tinggi pada Desember 2023, tapi melihat siklus belanja dan serapan yang ada sekarang sepertinya belanja pun tidak mungkin didorong 100 persen terserap.
“Ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan belanja pemerintah yang diperkirakan sangat lambat,” tutur Bhima.
MOH KHORY ALFARIZI | DEFARA DHANYA PARAMITHA | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Mengenang Doni Monardo, Pernah Mencetuskan Program Citarum Harum Atasi Pencemaran Sungai