Alasan petugas yang dihadapinya adalah data Tahap I ternyata tidak ter-refresh. “Yang keluar justru nama-nama baru, alasannya cuma memenuhi sisa kuota di 2023," katanya mengungkapkan.
Di sini emosi Niar mulai meledak. "Menurut saya aneh, nama-nama di tahap I 2023 saja tidak ada kejelasan, kami juga enggak dikasih undangan buat nerima ATM saat itu, tapi mereka ambil nama-nama baru untuk memenuhi sisa kuota 2023. Enggak ngerti sama kriteria-kriteria pemerintah yang kesannya labil,” kata dia.
Tapi Niar tak bisa melakukan lebih daripada itu. Ia berharap semoga ada rezeki lain untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, untuk menunjang pendidikan anak-anaknya.
Dia pun tak menampik rasa kesal saat melihat tetangganya yang lebih mampu dan menerima KJP. “Mereka yang enggak ngontrak rumah, yang orang tuanya punya penghasilan tetap, malah dapat KJP. Saya masih bertanya-tanya tapi saya coba ikhlas,” ucapnya.
Data Aman tapi Was-was
Kalau Suwantini dan Niar sudah dipastikan tercoret, sebagian lainnya masih ada yang harap-harap cemas sekalipun namanya masih terdaftar layak menerima KJP Plus. Ini karena mereka belum juga menerima transferan dana pada rekening masing-masing meski Dinas Pendidikan telah mengumumkan KJP Plus Tahap III 2023 telah ciar per 28 November lalu.
Mereka khawatir jika tiba-tiba terdata sebagai penerima tidak layak alias ikut tercoret bersama puluhan ribu lainnya.
Aulia Azzahra misalnya. Pelajar kelas 2 SMK di Jakarta Pusat ini mengaku belum mendapakan dana KJP Plus hingga 1 Desember. “Setengah (siswa penerima KJP Plus) dari sekolah ku juga belum,” kata dia. Selain teman SMK nya, Aulia juga mendapati bahwa tetangganya yang SD juga belum mendapatkan KJP.
Sebelumnya ia sudah mengecek di laman resmi siladu.jakarta.go.id dan melihat statusnya sebagai penerima tetap. Dia menjadi khawatir karena juga tidak bisa mengecek statusnya di web resmi kjp.jakarta.go.id dikarenakan servernya yang eror sejak sehari sebelumnya.
Warga menunjukkan Kartu Jakarta Pintar serta bukti pembayaran saat membeli pangan murah di RPTRA Jatinegara, Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2019. Pangan murah ini hanya ditujukan bagi warga yang memiliki KJP Plus, Kartu Pekerja, dan Kartu Lansia Jakarta untuk meningkatkan gizi anak-anak di Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
“Agak membagongkan si kalau KJP aku dicabut, soalnya enggak berbuat pelanggaran seperti tawuran, merokok, memakai uang berlebihan, dan lain lain,” ucapnya.
Begitu halnya dengan Zaki Ramadhan di Jakarta Selatan. Pelajar yang juga duduk di kelas 11 itu mengatakan bahwa orang tuanya masih mendapati saldo KJP Plus di ATM pada 1 Desember masih nol. Selama ini, ia mengaku telah mendapat dana KJP Plus tiap bulan.
“Saya merasa enggak pernah kena masalah di sekolah," katanya sambil menambahkan, "Rumah saya juga enggak gede, bapak saya kerjanya ojek online, apa benar kecoret ya?”
Baca halaman berikutnya: Dinas Pendidikan coret total lebih dari 90 ribu data KJP Plus