Meski memiliki banyak potensi, cita-cita pemerintah mengembangkan infrastruktur energi terbarukan di Tanah Air bukan berarti tanpa kendala. Adapun salah satu kendala yang masih dihadapi, yakni tingkat komponen dalam negeri atau TKDN.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembangan Infrastruktur Energi Ego Syahrial mengakui hal tersebut. Namun, ia optimistis hadirnya PLTS Terapung Cirata mampu mendorong peningkatan TKDN ke depan.
“Pelan-pelan, nanti juga TKDN bisa kita penuhi. Apalagi bahan baku solar cell kita punya, dari pasir silika dan sebagainya,” ujar Ego. “Kuncinya kemauan dan kolaborasi semua pihak.”
Sementara itu, Direktur IESR Fabby Tumiwa mengatakan TKDN masih menjadi kendala pembangunan proyek energi terbarukan di Indonesia karena persyaratan pemerintah tidak diimbangi kemampuan industri. Walhasil, proyek menjadi lama karena jika digarap tanpa memenuhi syarat akan melanggar aturan.
“TKDN jadi hambatan karena TKDN ditetapkan tinggi, sebelumnya 60 persen, tapi industri domestik tidak dikembangkan,” ujar dia. Karena itu, ia mengatakan Kementerian Perindustrian ambil peran. Sebab, menurut Fabby, TKDN diperlukan untuk mendorong pengembangan industri PLTS dalam negeri. “Dan kita butuh ini,” kata Fabby.
Pilihan Editor: Kejar Target Net Zero Emission, Ini Sejumlah Rencana Proyek Listrik Pemerintah