Pasalnya, kata Satria, pabrik elektronik yang bekerja sama dengan Transmart belum menginformasikan kenaikan harga. Dengan begitu, pihaknya tidak bisa menaikkan harga jual ke konsumen.
Penguatan nilai tukar atau kurs dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini terus menyebabkan rupiah melemah. Kurs rupiah jeblok hingga hampir tembus Rp 16.000 per dolar AS pada Rabu lalu.
Nilai tukar rupiah melemah sebesar 51 poin atau 0,32 persen menjadi 15.936 per dolar AS pada 1 November 2023 dari penutupan sehari sebelumnya sebesar 15.885 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu lalu juga melemah ke posisi Rp 15.946 dari sebelumnya Rp 15.897 per dolar AS. Meskipun sehari kemudian, pada Kamis, 2 November 2023, kurs rupiah sedikit menguat.
Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi sikap pasar yang menunggu sinyal dari keputusan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral Amerika.
“FOMC masih membuka kemungkinan kenaikan suku bunga di masa mendatang,” kata Rully pada Rabu.
Dia memprediksi, The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,5 persen dengan menjadikan pengendalian inflasi dan penguatan kondisi ketenagakerjaan menjadi topik pembicaraan. Adapun inflasi masih menjadi fokus AS karena melenceng jauh dari target 2 persen.
Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan pelemahan rupiah sudah dirasakan ke berbagai barang di tingkat masyarakat. Contohnya adalah kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, barang elektronik, harga BBM non-subsidi, sampai harga rumah.
Dia lantas mencontohkan, stok beras di negara produsen semakin terbatas. Ini menyebabkan biaya impornya naik, terutama beras premium. Kenaikan ini, menurut Bhima, pasti akan diteruskan ke konsumen retail.
"Tekanan lain soal harga barang elektronik mulai meningkat, meski sebagian pedagang masih habiskan dulu stok barang lama," ujar Bhima pada Tempo, Selasa, 31 Oktober 2023.
Dia pun khawatir konsumsi masyarakat akan melambat akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Ini bisa terjadi jika biaya kebutuhan hidup masyarakat makin berat, sementara pendapatan tidak naik signifikan untuk kompensasi.
Selanjutnya: Namun Presiden Joko Widodo alias Jokowi ...