Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menakar Relaksasi TKDN dan Peluang Investasi Mobil Listrik di Dalam Negeri

image-gnews
Volvo C40 Pure Electric hadir pada pameran otomotif GIIAS 2023 di ICE, BSD, Tangerang, Kamis 10 Agustus 2023. C40 merupakan mobil listrik pertama Volvo yang memang direkayasa sejak awal nol. Basis mobilnya menggunakan Compact Modular Architecture (CMA) yang dikembangkan bersama Geely Group. Tempo/Tony Hartawan
Volvo C40 Pure Electric hadir pada pameran otomotif GIIAS 2023 di ICE, BSD, Tangerang, Kamis 10 Agustus 2023. C40 merupakan mobil listrik pertama Volvo yang memang direkayasa sejak awal nol. Basis mobilnya menggunakan Compact Modular Architecture (CMA) yang dikembangkan bersama Geely Group. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk merelaksasi kebijakan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN mobil listrik. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan aturan TKDN 40 persen yang semula berlaku pada 2024 diundur menjadi 2026. 

"Kami lakukan (relaksasi) supaya menarik investor," ujar Agus Gumiwang pada Kamis, 10 Agustus 2023.

Maklum, pemerintah memang sedang berupaya keras mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik untuk mencapai net zero emission (NZE). Buktinya, gula-gula insentif ditebar agar masyarakat tertarik beralih menggunakan mobil ataupun motor listrik. Termasuk relaksasi aturan komponen dalam negeri tersebut.

Hanya saja, tujuan relaksasi TKDN untuk menarik minat investor mobil listrik tampaknya masih jauh panggang dari api. Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan relaksasi TKDN tidak cukup menjadi prasyarat untuk menarik investor mobil listrik untuk menanam modal di Indonesia. 

Pasalnya, pengembangan industri mobil listrik tidak sederhana. Ada banyak pertimbangan yang dihitung pemilik modal dalam bisnis ini. Misalnya Tesla, yang digadang-gadang berminat investasi di Indonesia, menarik ulur hingga pada akhirnya memutuskan menunda. 

Bhima mengatakan ada tantangan fragmentasi rantai pasok bahan baku mineral kritis, termasuk nikel dimana dominasi hilirisasi dilakukan oleh perusahaan asal China. Walhasil, rantai pasoknya seperti terputus karena olahan nikel di pabrik smelter akan diekspor demi memenuhi permintaan industri di Cina.

"Kalau Tesla mau beli olahan nikel atau baterai apa perlu impor dari Cina?" tutur Bhima kepada Tempo, belum lama ini.

Lithium sebagai bahan baku utama baterai pun, kata Bhima, lebih banyak diambil dari negara luar, seperti Australia. "Jadi, jangan hanya Indonesia bangga punya pasokan nikel kemudian menajadi jamiman Tesla membuat pabrik di Indonesia," ujarnya.

Bhima juga mengungkapkan soal perubahan arah Tesla dan perusahaan kendaraan listrik dalam hal bahan baku mulai mengurangi komposisi nikel. Model baterai LFP, menurut Bhima, bisa jadi lebih diminati. Sebab prosesnya lebih efisien, umur baterai lebih lama, dan dampak lingkungannya lebih rendah emisi ketimbang baterai berbasis nikel.

Menurut Bhima, pertimbangan aspek lingkungan dan tracebility menjadi penting. Sementara saat ini proses smelter nikel banyak yang masih berbasis PLTU batubara. Hal itu kontradiktif dengan Tesla ihwal upaya menurunkan emisi karbon di rantai pasoknya.

"Pemerintah Indonesia perlu membenahi dulu, bahkan setop pembangunan PLTU di kawasan industri pengolahan mineral," tuturnya.

Terlepas dari persoalan TKDN, Bhima mengatakan tantangan lain dalam investasi mobil listrik adalah kepastian hukum di Indonesia. "Terutama menjelang Pemilu," ucapnya.

Selanjutnya:  Kesiapan Ekosistem Lebih Urgent, TKDN Jangan jadi Penghalang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Baterai Hyundai Ioniq 5 Rp 300 Juta hingga Rp 400 Jutaan

17 jam lalu

Pengisian daya baterai Hyundai Ioniq 5 di SPKLU PLN Gambir, Jakarta Pusat, 19 April 2022. TEMPO/Wawan Priyanto
Harga Baterai Hyundai Ioniq 5 Rp 300 Juta hingga Rp 400 Jutaan

Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 dibekali baterai dengan kemampuan jelajah hingga 384 km (standar range) dan 481 km (long range).


Hyundai Indonesia Siap Bikin Mobil Listrik Murah Setelah Pabrik Baterainya Jadi

18 jam lalu

Hyundai Ioniq 5 dengan tanda tangan Jokowi dipajang di Museum Transportasi TMII. (Foto: TEMPO/Dicky Kurniawan)
Hyundai Indonesia Siap Bikin Mobil Listrik Murah Setelah Pabrik Baterainya Jadi

Saat ini, mobil listrik Hyundai Ioniq 5 dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 759 juta hingga Rp 870 juta.


Transaksi Perdana Karbon Tranding, Aksi Nyata PHE Dukung Net Zero Emission

1 hari lalu

Transaksi Perdana Karbon Tranding, Aksi Nyata PHE Dukung Net Zero Emission

PHE mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia dalam upaya mengelola resiko perubahan iklim


Mitsubishi Akan Luncurkan BEV Light Commercial Vehicle Awal 2024

1 hari lalu

Mitsubishi Minicab-MiEV di wilayah Jakarta studi bersama dilakukan dengan PT Pos Indonesia, PT Haleyora Power, Gojek sebagai bagian dari GoTo Group, dan DHL Supply Chain Indonesia. (Foto: Mitsubishi Motors)
Mitsubishi Akan Luncurkan BEV Light Commercial Vehicle Awal 2024

Mitsubishi memastikan bakal meluncurkan Battery Electric Vehicle (BEV) di segmen light commercial vehicle pada awal tahun depan.


Cerita dari Neta, Start Up Mobil Listrik Asal Cina

1 hari lalu

Neta GT di fasilitas perakitan Tongxiang City, Tongxiang City, Provinsi Zhejiang, Cina, 26 September 2023. FOTO: Neta Indonesia
Cerita dari Neta, Start Up Mobil Listrik Asal Cina

Pada 2022, Neta mampu menjual 150 ribu unit lebih mobil listrik di Cina dan menempati peringkat pertama perusahaan start up dalam penjualan.


Produksi Mobil Listrik Neta Hanya Butuh 3 Menit per Unit

1 hari lalu

Proses perakitan mobil listrik Neta di pabrik Tongxiang City, Cina, 26 September 2023. Foto: Neta Indonesia
Produksi Mobil Listrik Neta Hanya Butuh 3 Menit per Unit

Neta memiliki tiga pabrik perakitan di Cina, salah satunya di Tongxiang City dengan kapasitas produksi 125 ribu unit per tahun.


Jakarta-Semarang Naik Mobil Listrik, Catat Lokasi SPKLU Ultra Fast Charging

1 hari lalu

Seorang petugas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mengisi daya kendaraan listrik yang digunakan selama KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Sabtu 2 September 2023. Media Center KTT ASEAN 2023/Risa Krisadhi
Jakarta-Semarang Naik Mobil Listrik, Catat Lokasi SPKLU Ultra Fast Charging

Dalam perjalanan Jakarta-Semarang, hanya ada empat rest area yang dilengkapi dengan SPKLU ultra fast charging milik PLN.


Bahlil Siapkan Perpres Penjamin Hak Warga Pulau Rempang

2 hari lalu

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat ditemui di acara perayaan hari ulang tahun Luhut Binsar Pandjaitan ke-76 di Hotel Sopo Del Tower, Kuningan, Jakarta pada Kamis, 28 September 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Bahlil Siapkan Perpres Penjamin Hak Warga Pulau Rempang

Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya sedang mengajukan perpres untuk menjamin hak-hak warga Rempang.


Wajib Kandungan Lokal Industri Elektronika dan Telematika

2 hari lalu

Wajib Kandungan Lokal Industri Elektronika dan Telematika

Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sektor industri elektronika dan telematika mencapai 36,57 pada 2022.


Electrum Bakal Jual Motor Listrik ke Masyarakat Umum

2 hari lalu

Motor listrik Electrum. (TEMPO/ Erwan Hartawan)
Electrum Bakal Jual Motor Listrik ke Masyarakat Umum

Electrum bakal menjual motor listrik di Indonesia. Tidak hanya memasok untuk ekosistem Gojek, tapi juga ke masyarakat umum.