Khudori mengaku memaklumi langkah Vietnam itu sebagai bagian untuk memastikan pemenuhan kebutuhan domestik. Dia berujar kebijakan itu sama seperti di Indonesia maupun negara-negara produsen dan eksportir beras dunia ketika menghadapi soal cuaca dan iklim yang buruk dan tidak mudah diantisipasi.
Menurut dia masih ada waktu tujuh tahun lagi untuk mengantisipasi dampak buruk atas kebijakan itu. Dia juga sepakat Indonesia mesti menggenjot produksi agar hasil pertanian domestik cukup untuk memenuhi konsumsi.
"Ini enggak mudah karena produksi terus turun beberapa tahun terakhir. Produktivitas juga stagnan," ucapnya.
Meski demikian, dia menilai kebijakan pemerintah Vietnam belum akan berdampak dalam jangka pendek ini. Justru dengan Vietnam menyampaikan jauh-jauh hari, Indonesia bisa sejak dini mempersiapkan diri.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pasokan beras di dalam negeri dapat memenuhi konsumsi beras nasional. Lantas, ia rencana langkah Vietnam memangkas ekspor beras tidak akan berdampak pada pasokan nasional.
Syahrul berujar semua data yang pemerintah terima menunjukkan stok beras di Tanah Air aman. Dia merujuk pada data yang dihimpun oleh BPS, data pertanian menggunakan satelit dengan kecerdasan buatan, dan laporan manual yang diberikan daerah.
"Semuanya menunjukkan hal yang positif. Kami pakai data paling rendah, itu di BPS," ucapnya di Istana Kepresidenan, Senin, 29 Mei 2023.
Sedangkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, sebelumnya mengatakan masih ada potensi penambahan impor beras. Hal itu menimbang prediksi cuaca Tahun ini, yaitu fenomena El Nino atau musim kering di beberapa negara di Asia Tenggara.
Zulkifli menyebut impor beras dapat dilakukan melalui kerja sama antar pemerintah. Langkah ini, tuturnya, akan dilakukan lebih cepat untuk menjaga stok di dalam negeri. "Kita harus siap hadapi berbagai kemungkinan. Ya kemungkinan impor beras lagi kalau diperlukan," ujar Zulkifli di Istana Kepresidenan, Senin, 22 Mei 2023.
Pilihan Editor: Bulog Surakarta Serap Beras Lokal hingga Akhir Mei 2023 23 Ribu Ton
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini