TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah resmi mencabut PPKM pada awal tahun ini. Hal ini pun turut berdampak pada perayaan hari Idul Fitri 1444 H atau Lebaran 2023 yang kembali meriah setelah tiga tahun ada pembatasan.
Salah satu yang paling terasa kembalinya kemeriahan lebaran adalah gelombang arus mudik dan kunjungan wisatawan ke beberapa lokasi wisata atau pusat-pusat perbelanjaan. Bahkan pelaku UMKM pun turut merasakan berkah lebaran pada tahun ini, seperti yang dialami oleh pemilik bisnis Rumah Mede, Zuhrina.
Zuhrina mengaku, tahun ini dirinya meraup omset yang lumayan setelah menghabiskan kurang lebih 15 ton kacang berbagai jenis. Dengan harga perkilonya sekitar Rp 130 ribu.
"Alhamdulillah lebaran tahun ini sudah kembali normal, tidak seperti tiga tahun kemarin," kata Zuhrina kepada Tempo.
Zuhrina menjual berbagai jenis kacang mulai dari kacang mede, tanah, hingga kacang almond. Pada lebaran tiga tahun berturut-turut kebelakang, paling banyak dirinya hanya mampu menghabiskan 8 ton kacang.
"Karena kemarin kan masih ada pembatasan ya untuk berkumpul, kalau sekarang lebih bebas, sementara cemilan kacang ini biasanya disuguhkan saat ada tamu lebaran," kata dia.
Meski diakui Zuhrina, pada lebaran tahun ini belum sepenuhnya kembali normal, namun omset yang didapatinya sudah hampir mendekati saat sebelum pandemi menyerang. "Mudah-mudahan begini terus agar tahun depan bisa kembali normal lagi," katanya.
Dicabutnya PPKM oleh pemerintah ini juga secara otomatis menghilangkan pembatasan aktivitas mudik yang biasa dilakukan oleh masyarakat saat hari Idul Fitri atau lebaran.
Kementerian Perhubungan memprediksi 123 juta orang melakukan mudik di lebaran tahun ini baik menggunakan moda transportasi darat, laut dan udara.
Hal ini pun berimbas pada kepadatan arus lalu lintas hingga memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM yang berjualan di tempat-tempat yang menjadi titik kepadatan, salah satunya di rest area.
Berdasar laporan Tim Mudik Tempo di rest area Km 294 tol Pejagan-Pemalang yakni di wilayah Brebes. Omset pedagang di sana mengalami kenaikan hingga dua kali lipat, karena tak sedikit pemudik yang berhenti di rest area selain untuk beristirahat juga berbelanja sebagai oleh-oleh saat pulang ke kampung halaman atau ketika kembali tiba di Jakarta.