Bukan hanya pelaku UMKM, pengelola tempat wisata juga kebanjiran omset pada lebaran tahun ini. PT Pembangunan Jaya Ancol bahkan optimistis jumlah pengunjung pada libur Lebaran 2023 dapat mencapai target 600 ribu orang pada periode 22 April-1 Mei 2023.
Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Ariyadi Eko Nugroho mengatakan animo masyarakat untuk rekreasi ke Ancol sangat tinggi. "Pada 24 April 2023 jumlah pengunjung sudah mencapai 110.000," Kata Ariyadi di Jakarta, Selasa, 25 April 2023, seperti dikutip dari Antara .
Manajemen Ancol menargetkan pengunjung sebanyak 600 ribu pada masa libur Lebaran ini karena status pandemi Covid-19 yang melandai sehingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah dicabut. “Pencabutan status PPKM oleh pemerintah memberikan kontribusi yang cukup besar ke tingkat kunjungan wisatawan Ancol tahun ini,” ujar Ariyadi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan pada lebaran 2023 ini, uang beredar di daerah diperkirakan mencapai Rp 50-67 triliun. "Angka ini didasarkan pada kenaikan mobilitas masyarakat yang mendorong belanja di momen lebaran," ujar dia kepada Tempo pada Sabtu sore, 15 April 2023.
Menurut Bhima, pembayaran tunjangan hari raya atau THR tanpa dicicil digunakan oleh masyarakat untuk mengirimkan sebagian uang ke sanak saudara di kampung halamannya. Kondisinya akan berbeda dengan puncak pandemi Covid-19, karena perusahaan sudah mampu bayar THR karyawan secara penuh menjadi katalis naiknya uang beredar.
"Kenaikan uang beredar juga dipicu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif," kata Bhima.
Adapun daerah yang perputaran uangnya tinggi selama lebaran di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta provinsi di Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Sulawesi Tenggara. "Di daerah yang akan dilalui pemudik atau tujuan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali pun terjadi kenaikan uang beredar," tutur Bhima.
Bhima Yudhistira menjelaskan sektor yang bakal berkinerja moncer selama ramadan dan lebaran 2023. "Sektor usaha yang tumbuh tinggi adalah sektor jasa transportasi, ritel, makanan dan minuman, penyediaan rest area, pakaian jadi, dan perhotelan," ujar dia.
Dia berharap momen lebaran ini bisa menjadi titik balik dari tekanan pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir. Bhima menilai banyak usaha mikro kecil menengah di daerah tidak sabar menanti efek lebaran. Mereka merekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan lebaran pra-pandemi.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebut, lebaran tahun ini diprediksi akan meningkatkan okupansi mal hingga capai 100 persen.
"Ditargetkan tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan tahun 2023 ini bisa mencapai lebih dari 100% dibandingkan dengan sebelum pandemi ataupun paling tidak sama dengan sebelum pandemi," kata Alphonzus dikonfirmasi Tempo, Minggu 9 April 2023.
Alphonzus mengungkapkan, peningkatan okupansi terjadi karena tahun ini merupakan ramadhan dan idul fitri pertama yang dilakukan tanpa pembatasan. Sehingga, aktivitas perbelanjaan makan dan minuman serta kegiatan buka puasa bersama bisa digelar
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | MARTHA WARTA SILABAN | MOH. KHORY ALFARIZI | ANTARA
Pilihan Editor: Cerita Pedagang Ketupat Menjelang Lebaran Topat di Lombok
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini