Satu masalah adalah Kantor Direktur Intelijen Nasional, yang mengawasi 18 badan intelijen AS, memiliki sedikit kemampuan untuk membatasi pembagian informasi antara atau di dalam badan. Faktanya, tugasnya adalah untuk mempromosikan penghubung semacam itu.
Mengingat tambal sulam unit militer dan intelijen besar dan kecil, tidak mungkin mengambil pendekatan 'satu ukuran cocok untuk semua' untuk masalah ini, kata Gavin Wilde, mantan pejabat keamanan informasi senior di NSA dan Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih kepada USA TODAY.
Akibatnya, upaya untuk benar-benar menghentikan pencurian informasi rahasia di sumbernya, termasuk meneliti siapa yang sebenarnya mengunduh dokumen elektronik atau mencetaknya, hanya dilakukan secara bertahap dan tidak dalam skala massal, kata Wilde.
Pengamat Pertahanan dari dalam negeri, Beni Sukadis, menyebut faktor manusia sebagai penyebab utama kebocoran dokumen rahasia.
“Kebocoran dari orang dalam hal yang sering terjadi,” kata Beni saat dihubungi Tempo pada Senin, 17 April 2023.
Karena persoalan yang paling banyak disorot adalah pengelolaan data dan sistem security clearance, Beni setuju bahwa perlu adanya evaluasi mekanisme pengelolaan dan penyimpanan data. Beni sendiri melihat dampak politik jangka pendek kebocoran data ini berpengaruh pada hubungan antara negara yang kurang harmonis. Tapi tidak ada dampak serius dalam jangka panjangnya.
Berawal dari Teror 9/11
Akses yang lebih luas ke dokumen-dokumen rahasia adalah warisan dari serangan teror 9/11, kata pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS Mark Cancian dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional.
“Salah satu kritik dari komunitas intelijen sebelum 9/11 adalah bahwa mereka terlalu 'menyiapkan' dan tidak berbagi informasi yang cukup,” katanya. “Akibatnya, agensi tidak memiliki gambaran lengkap dan tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi.
“Itu diperkuat dalam perang (pasca-9/11) ketika ada dorongan untuk mendapatkan lebih banyak informasi ke tingkat yang lebih rendah karena kontra-pemberontakan pada dasarnya merupakan aktivitas unit kecil. Sisi negatifnya, tentu saja, semakin banyak orang mendapatkan akses, risiko kompromi meningkat.”
Namun, analis lain percaya kasus tersebut merupakan kegagalan yang lebih serius yang seharusnya menghasilkan perubahan pada praktik kelembagaan.
“Birokrasi intelijen Amerika membengkak dengan terlalu banyak orang dan terlalu banyak informasi yang mengalir deras,” kata analis keamanan Inggris Edward Lucas. “Sistem izin keamanan di Amerika benar-benar rusak… dan ini menyoroti perlunya pemikiran ulang yang radikal.
CNN | USA TODAY | THE WASHINGTON POST | I NEWSPAPER