Dinda mengatakan meski dilarang impor kereta bekas Jepang. Ia berharap adanya tambahan gerbong setiap kereta terutama khusus wanita.
“Soalnya rawan juga perempuan kalau desak-desakan di jam pulang kerja,” katanya.
Salah satu penumpang setia KRL, Eriska pekerja agensi di kawasan Kuningan mengatakan dia belum punya rencana untuk ganti moda transportasi umum. Meski demikian, penolakan pemerintah impor kereta bekas Jepang dianggap tidak melihat situasi.
“Harusnya pemerintah lakukan survei dulu kepada penumpang, tahu seperti apa urgensi ya. Jangan langsung menolak pembelian kereta impor,” kata Eriska.
Selain itu, penolakan pemerintah itu juga harus dibarengi oleh solusi. Bagaimana bila rakyatnya saban hari harus berdesak-desakan di dalam gerbong saat berangkat dan pulang kerja?
“Jadi kalau misal memang sudah tidak bisa dipertimbangkan lagi untuk membeli kereta impor. Harap dipikirkan secara cepat solusi untuk kepadatan penumpang seperti apa,” katanya.
Sebelumnya, PT KCI berencana melakukan impor KRL bekas dari Jepang unntuk menggantikan 16 rangkaian KRL Jabodetabek yang sudah uzur yang harus dipensiunkan dalam dua tahun ke depan.
KCI diminta memberi kereta buatan INKA atau meremajakan kereta