Menuai Kritik
Siswa sekolah dasar perempuan meninggalkan sekolah setelah kelas di Kabul, Afghanistan, 25 Oktober 2021. REUTERS/Zohra Bensemra
Keputusan ini tentu menuai kritik dari dalam maupun luar negeri. Mengomentari setelah keputusan untuk melarang perempuan dari universitas, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan langkah itu akan "semakin mengasingkan Taliban dari komunitas internasional dan menyangkal legitimasi yang mereka inginkan."
Duta Besar AS Robert Wood, perwakilan alternatif untuk urusan politik khusus, menggemakan sentimen ini, dengan mengatakan pada pengarahan Dewan Keamanan PBB bahwa “Taliban tidak dapat berharap untuk menjadi anggota yang sah dari komunitas internasional sampai mereka menghormati hak-hak semua warga Afghanistan, terutama rakyat Afghanistan. hak asasi manusia dan kebebasan dasar perempuan dan anak perempuan.”
Sementara penjabat kepala misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Afghanistan atau UNAMA, Ramiz Alakbarov, telah bertemu dengan Menteri Ekonomi Taliban Mohammad Hanif.
Menurut pernyataan pada Senin, 26 Desember 2022, selama rapat itu, Alakbarov mengatakan kepada Hanif untuk membatalkan keputusan melarang pekerja LSM wanita. "Jutaan warga Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan dan menghilangkan hambatan sangat penting," kata UNAMA dalam pernyataan itu.
Kementerian Hanif pada Sabtu memerintahkan semua organisasi non-pemerintah (LSM) lokal dan asing untuk tidak membiarkan staf perempuan bekerja sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Perintah tersebut tidak berdampak langsung untuk PBB, tetapi banyak dari program UNAMA dioperasikan oleh LSM yang diharuskan mengikuti aturan itu.
Pihak Taliban mengklaim langkah itu dibenarkan karena beberapa wanita tidak mematuhi interpretasi Taliban tentang aturan berpakaian Islami bagi wanita. Kebijakan itu dikutuk oleh komunitas internasional.
Perwakilan khusus PBB di Afghanistan untuk wanita, Alison Davidian, mengatakan keputusan Taliban adalah “contoh lain dari penghapusan wanita secara terus-menerus dan sistematis oleh Taliban.
“Kami menyerukan kepada Taliban untuk mengembalikan semua hak dan kebebasan bagi wanita dan anak perempuan."