TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mengaku sampai terkuras energinya mengatasi aktivitas tambang ilegal yang ada di Jawa Tengah. Ia heran dengan para penambang ilegal yang sudah diberantas dan diproses hukum, tapi muncul kembali.
Pemerintah daerah, kata dia, sudah tegas menghadapi kasus-kasus tersebut. “Dari dulu ditertibkan. Muncul, tertibkan, hilang. Nanti tiba-tiba mucul lagi, hilang lagi. Sudah diberi efek jera, ada yang masuk penjara. Tapi yo enggak kapok. Aneh juga,” ujar Sujarwanto kepada Tempo pada Rabu, 30 November 2022.
Menurut dia, tambang ilegal tersebut sebenarnya isu yang sudah ada sebelumnya. Bahkan pihaknya bersama Polda Jawa Tengah rutin melakukan penertiban. Selain itu Dinas ESDM juga membuka pengaduan masyarakat. “Itu selalu masuk, Pak ada tambang di sini, Pak ini izinnya gimana, ya kita langsung cek.”
Tambang ilegal tersebut tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sujarwanto menyebutkan paling banyak dilakukan di Kecamatan Kelamang karena lokasinya yang luas. Daerah lainnya ada juga di Kecamatan Manisrejo, Kecamatan Jatinom, Kecamatan Tulung, serta di Magelang, yang kerap timbul tenggelam tambang ilegal, khususnya di daerah Lereng Gurung Merapi.
Adapun jumlah titik tambang ilegalnya, dia berujar, tidak tetap. “Terkadang 10 titik, 15 titik, bahkan mungkin juga 25 titik,” tutur Sujarwanto. Angka tersebut memang sempat didata jumlahnya 20 titik misalnya, tapi di lapangan bisa saja berbeda.
Kabar tambang ilegal itu bermula dari seorang pengguna Twitter yang mencuit Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Dia meminta Gibran menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi soal aktivitas tambang pasir ilegal di Klaten.
Netizen itu juga mencolek akun Twitter resmi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. "Mas, sampaikan ke pak @jokowi untuk menindak tambang pasir ilegal yang ada di Kabupaten Klaten," tulis akun tersebut. Gibran pun merespons keluhan akun Twitter tersebut. "Ya pak. Ini bupati juga beberapa kali mengeluh ke saya. Bakingannya ngeri," tulis Gibran merespons cuitan tersebut.
Soal komentar Gibran, Sujarwanto mengaku tidak mengetahui persis apa isinya. Namun, hal justru menjadi hal yang positir, karena jika masyarakat biasa nyang berbicara tidak ada gejolaknya. “Tapi kalau Mas Gibran yang ngomong kan semua langsung aware gitu lho,” tutur Sujarwanto
Selanjutnya: Bekingan Kuat Tambang Ilegal