Harga melonjak setelah Gazprom menutup pipa gas Nord Stream 1
Harga itu telah melonjak sejak Gazprom Rusia mengumumkan bahwa akan menutup pipa gas Nord Stream 1 selama tiga hari mulai Rabu ini untuk pemeliharaan. Keputusan itu membuat kekhawatiran bahwa Moskow akan mematikan gas ke Eropa sepenuhnya.
Prancis yang pembangkit nuklirnya menyuplai 70 persen kebutuhuan negara itu, juga tengah berjuang dengan produksi yang rendah. Keadaan tersebut membuat harga energi di Prancis melambung.
Pada Senin lalu, Republik Ceko juga mengumumkan akan mengadakan pertemuan darurat para menteri energi Eropa di Brussel minggu depan untuk mencari solusi krisis ini.
Namun, menurut Rønningen, ketidakpastian suplai energi tetap ada. "Mungkin kita akan mengalami musim dingin di mana kita harus menemukan solusi," kata CEO Shell Ben van Beurden pada konferensi pers di Norwegia, Senin, 29 Agustus 2022.
Uniper, importir gas alam terbesar di Jerman, mengatakan akan membutuhkan lebih banyak bantuan dari pemerintah. Pihaknya meminta tambahan 4 miliar euro atau sekitar Rp 59 triliun. Perusahaan mengatakan kekurangan uang tunai karena minimnya ekspor Rusia memaksanya membayar harga pasar yang sangat tinggi untuk mengisi kesenjangan pasokan.
Sektor bisnis khawatir mereka harus menghentikan operasi secara berkala selama musim dingin jika pasokan listrik terbatas. Sementara rumah tangga berjuang membayar tagihan pemanas yang melonjak. Dampaknya bisa memicu resesi yang dalam.
Mandi di kantor agar bisa makan
Seperti keluarga di Jerman yang paling terpukul oleh melonjaknya harga gas. Salah satunya dialami Ercan Erden. Pria berusia 58 tahun ini tinggal di Kota Nidda, timur laut Frankfurt, sebagai operator mesin di sebuah pabrik air mineral. Dia terpaksa mandi di tempat kerja agar bisa makan.