Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?
Meskipun krisis memburuk dengan cepat, pemerintah Rajapaksa awalnya menunda pembicaraan dengan IMF. Selama berbulan-bulan, para pemimpin oposisi dan beberapa pakar keuangan mendesak pemerintah untuk bertindak, tetapi tetap bertahan. Pemerintah berharap pariwisata akan bangkit kembali dan pengiriman uang akan pulih.
Akhirnya menyadari skala krisis yang sedang terjadi, pemerintah mencari bantuan dari negara-negara termasuk India dan Cina. India telah memberikan pinjaman miliaran dolar untuk membantu membayar impor barang-barang pokok. Secara keseluruhan, New Delhi mengatakan telah memberikan dukungan senilai lebih dari US$ 3,5 miliar tahun ini.
China telah melakukan intervensi lebih sedikit namun mendukung upaya negara itu untuk merestrukturisasi utang. Sebelumnya pada 2022, Rajapaksa meminta China untuk merestrukturisasi pembayaran utang sekitar US$ 3,5 miliar kepada Beijing. Pada akhir 2021, China juga memberi Sri Lanka swap dalam mata uang US$ 1,5 miliar.
Baca: Dihalangi Staf Bandara, Presiden Sri Lanka Rajapaksa Gagal Lari ke Luar Negeri
REUTERS | BUSINESS STANDARD