Pendekatan Konservasi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pemerintah penetapan tarif untuk Candi Borobudur dilakukan bukan dengan pendekatan komersial.
"Ini bukan pendekatan komersial sama sekali, tapi pendekatan konservasi, memastikan Borobudur ini satu destinasi, situs yang betul-betul harus kita jaga," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual Senin, 6 Juni 2022.
Sandiaga mengatakan pemerintah juga memikirkan dampak kepada sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, serta memastikan upaya yang dilakukan itu sejalan dengan konsep pariwisata berkualitas berbasis komunitas, wisata yang fokus pada pemulihan.
"Dimulai dari pemulihan ekonomi masyarakat sekitar dan juga pariwisata yang berkelanjutan," kata dia.
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan rencana kenaikan tarif masuk area stupa Candi Borobudur belum final. Wacana itu bergulir seiring dengan upaya pemerintah membatasi kuota pengunjung untuk menjaga situs warisan dunia.
"Karena masih akan dibahas dan diputuskan oleh Presiden di minggu depan," kata Luhut dalam keterangan tertulis Minggu, 5 Juni 2022.
Dia mengaku mendengar banyak masukan dari masyarakat perihal wacana kenaikan tarif untuk turis lokal. Luhut menyebut pemerintah memperhatikan kekhawatiran dan masukan yang muncul dari masyarakat mengenai tarif untuk turis lokal yang dianggap terlalu tinggi.
Sejalan dengan pembatasan jumlah wisatawan, Luhut mengatakan semua calon turis yang ingin mengunjungi Candi Borobudur diwajibkan melakukan reservasi secara online. Tak hanya itu, wisatawan diwajibkan menggunakan jasa pemandu wisata.
Pemandu wisata ini akan melibatkan warga lokal. Kemudian untuk menjaga kawasan candi, turis diwajibkan menggunakan sandal khusus supaya tidak merusak tangga dan struktur bangunan. Sandal ini akan diproduksi oleh warga dan UMKM di sekitar Candi Borobudur.
“Sebagai bangsa yang kaya dengan budaya, kita tentu tidak mau dianggap tidak bisa menjaga kelestarian warisan budaya kita sendiri. Jadi memang diperlukan treatment khusus untuk mewujudkan upaya itu,” kata Luhut.
Luhut melanjutkan, Candi Borobudur merupakan cagar budaya Indonesia yang ditetapkan sebagai situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. "Dengan relief yang sarat makna khususnya bagi umat Buddha dan kita umat manusia, penting bagi kita semua memberi perhatian khusus untuk menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara tersebut,” ujarnya.
Sebagai situs sejarah, Candi Borobudur memiliki berbagai kerentanan dan juga ancaman. Berdasarkan kajian dari berbagai ahli yang memberikan masukan kepada pemerintah, kondisi situs bersejarah tersebut mulai mengalami pelapukan. Selain itu, perubahan iklim, erupsi gunung berapi, gempa bumi, juga menjadi tantangan tersendiri.
Saat ini PT TWC sedang mempersiapkan Standard Operational Procedure (SOP) teknis pelaksanaannya dan akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Borobudur (BKB).
Rencana penetapan harga tiket yang tinggi untuk pengunjung bisa menaiki Candi Borobudur juga mendapat dukungan dari arkeolog Hari Suroto dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dia setuju, karena menurutnya, Borobudur adalah warisan cagar budaya bernilai tinggi yang harus dilindungi dan dilestarikan dengan cara membatasi jumlah pengunjungnya.
Dia menyebut soal konsep wisata minat khusus versus mass tourism. "Membatasi jumlah pengunjung sehingga Candi Borobudur sebagai cagar budaya tetap lestari," kata peneliti di Balai Arkeologi Papua itu lewat keterangannya, Senin 6 Juni 2022.
Hari mengingatkan apa yang dialami Gua Lascaux di Prancis. Gua Lascaux merupakan warisan dunia UNESCO dan terkenal sebagai situs dengan seni prasejarah tertua dan terbaik di dunia namun ditutup sejak 1963 lantaran kerusakan akibat pariwisata.
"Kini pemerintah Prancis meresmikan gua tiruan yang terletak di sebuah desa tak jauh dari kompleks Gua Lascaux," kata dia.
Menurut Hari, yang paling ideal untuk diterapkan di Candi Borobudur adalah apa yang diterapkan di Gua Lascaux tersebut. Dia mengungkap tiruan Candi Borobudur dalam bentuk bangunan virtual. "Kalau perlu ditampilkan dalam metaverse," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan kenaikan harga tiket Candi Borobudur tak akan mempengaruhi para pedagang di kawasan itu. Menurut dia, wisatawan tetap akan ramai karena kenaikan harga tiket hanya berlaku untuk mereka yang ingin naik hingga ke atas candi itu.
"Perbedaannya antara tiket masuk kawasan dan tiket naik, itu dua hal yang berbeda. Kan hari ini juga tidak naik dan pedagang juga oke, jadi pedagang enggak perlu takut soal itu. Toh hari ini semua enggak boleh naik kan juga ramai," kata Ganjar, Ahad, 5 Juni 2022.
Ganjar menegaskan bahwa kenaikan tiket hanya berlaku bagi para wisatawan yang ingin naik hingga ke atas candi. Untuk tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur, menurut dia, tidak ada kenaikan.
"Masuk kawasan dan naik ke candi, dua hal ini perlu disampaikan ke publik agar bisa tahu kenapa ada pembatasan orang naik ke candi," kata dia.
Ganjar Pranowo menjelaskan, kenaikan harga tiket itu dimaksudkan untuk membatasi jumlah wisatawan yang naik hingga ke atas. Hal itu ditujukan untuk menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya Indonesia tersebut.
Dia menambahkan, pengelola justru menurunkan harga tiket untuk pelajar. Jika sebelumnya harga tiket masuk pelajar dipatok Rp 25 ribu per orang, harga tiket baru hanya akan sebesar Rp 5 ribu per orang. Hal itu, menurut politikus PDIP itu, karena alasan edukasi.
Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono menjelaskan bahwa kebijakan tersebut diambil karena Candi Borobudur mulai mengalami penurunan dan pengikisan yang diduga karena beban berlebih akibat kunjungan wisatawan. Sebelum pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan yang menaiki bangunan Candi Borobudur rata-rata sekitar 10 ribu orang per harinya. Selama pandemi, pengelola menutup akses naik ke Candi Borobudur dan kunjungan wisatawan hanya terbatas sampai ke pelataran atau halaman candi.
Karena itu, kata Edy, pembatasan pengunjung dimaksudkan agar pengunjung yang ingin menaiki candi harus orang yang bersungguh-sungguh dan berkepentingan.
"Kalau orang mau foto-foto enggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya. Jadi orang naik ke candi karena dia sudah membayar mahal, saya kira dia akan sungguh-sungguh, dia akan belajar, dia akan mempelajari. Tapi kalau cuma foto-foto rugi kan bayar Rp 750 ribu, di bawah saja. Karena ada aspek konservasi tadi," ujarnya.
HENDARTYO HANGGI | PITO AGUSTIN RUDIANA | ANTARA | ZACHARIAS WURAGIL
Baca Juga: Rencana Tiket Candi Borobudur Rp 750 Ribu, Yogyakarta Antisipasi Dampaknya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini