Kementerian Luar Negeri Kuwait bersikap senada. Pembakaran Alquran di Swedia adalah provokasi serius terhadap umat Islam di seluruh dunia. Hasutan itu merusak nilai-nilai koeksistensi dan toleransi.
Kementerian Luar Negeri Qatar menggambarkan insiden itu sebagai kekejian dan mencederai perasaan dua miliar umat muslim di dunia. Qatar juga menolak segala segala bentuk ujaran kebencian berdasarkan keyakinan, ras, atau agama.
Iran bersikap lebih tegas. Kementerian Luar Negeri Iran menuntut pihak berwenang Swedia menanggapi dengan tegas atas peristiwa pembakaran Alquran. "Iran mengutuk pembakaran Al-Qur'an di Swedia oleh orang Denmark yang rasis dengan dalih kebebasan berekspresi di bawah naungan polisi Swedia," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan.
Kemarin, Irak memanggil diplomat top Swedia di Baghdad untuk memprotes masalah ini usai diminta oleh ulama Syiah Irak terkemuka Muqtada al-Sadr. Iran juga
untuk melakukannya. Iran juga memanggil kuasa usaha Swedia di Teheran kemarin. Kecaman pun datang dari Yordania dan Qatar.
Kementerian Luar Negeri Turki juga mengutuk pembakaran itu dalam sebuah pernyataan Senin. "Kami mengutuk, dengan cara sekuat mungkin, serangan dan provokasi terhadap Muslim, Islam, Al-Qur'an dan tempat-tempat ibadah di berbagai belahan dunia selama bulan suci Ramadhan," kata pernyataan itu.
Kronologi Pembakaran Alquran di Swedia
Pembakaran Alquran di Swedia memicu unjuk rasa yang berakhir rusuh. Dilansir dari Aljazeera, Senin, 18 April 2022, kekerasan dimulai pada hari Kamis setelah adanya aksi pembakaran Alquran di Swedia oleh Rasmus Paludan.
Pada hari Minggu, pengunjuk rasa kembali berkumpul untuk memprotes rencana Paludan itu. Di kota Malmo, sebuah bus terbakar setelah pelaku tak dikenal melemparkan benda yang terbakar ke kendaraan tersebut, lapor penyiar SVT. Para pelaku berhasil melarikan diri dari kendaraan sebelum ada yang terluka.
Kendaraan lain dan beberapa tempat sampah juga dibakar di Malmo dan polisi dilempari batu dan bom molotov pada Sabtu malam.
Sementara itu, polisi menegaskan, dalam peristiwa Norkopping, tidak ada cedera yang mengancam jiwa para demonstran.
Paludan pernah menggelar demo yang berakhir dengan ricuh beberapa tahun terakhir. Pada November 2020, ia ditangkap di Prancis dan dideportasi. Lima aktivis anti-islam lainnya ditangkap di Belgia tak lama setelah itu, dituduh berniat "menyebarkan kebencian" dengan membakar Alquran di Brussel.