Tren penurunan minat masyarakat terhadap vaksinasi booster juga disorot oleh epidemiolog dari Universitas Griffith University Australia, Dicky Budiman. Padahal vaksinasi booster sangat krusial untuk pengentasan pandemi Covid-19 secara efektif.
“Minat vaksinasi booster memang hampir di semua negara tidak sebesar vaksin pertama atau kedua. Ini berbahaya karena efektivitas vaksinasi melawan Omicron cenderung tiga dosis. Ini artinya target dua dosis hanya menjadi modal awal, tetapi efektivitas tiga dosis,” kata Dicky.
Faktor penurunan minat vaksinasi booster, kata Dicky, bukan hanya karena masyarakat pilah-pilih jenis vaksin, tetapi juga ada yang merasa sudah cukup dengan dua dosis vaksin. Selain itu, banyak masyarakat yang mulai meyakini pandemi sudah berlalu dan ada masyarakat yang terpengaruh teori konspirasi.
“Ada pula masyarakat yang sebelumnya mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada dosis pertama atau kedua sehingga ragu untuk mencari dosis ketiga karena tidak mendapat pemahaman yang memadai,” jelas Dicky.
Tantangan vaksinasi dosis ketiga, juga disebabkan karena masyarakat sedang berada pada situasi di mana banyak muncul berita yang terlalu optimistis dan meremehkan bahaya pandemi.
“Padahal secara global situasi ini belum melandai. Ada penurunan dari sisi bahwa ini tidak di puncak, tetapi angka indikator kematian secara global ini meningkat dalam dua minggu terakhir. Artinya, dengan pelonggaran di banyak negara, akan meningkatkan transmisi apalagi di tengah kemunculan sub-varian Omicron,” paparnya.
Penurunan minat masyarakat terhadap vaksinasi booster juga terjadi ketika status PPKM di Jakarta turun dari level 3 menjadi level 2. Dicky mengingatkan, meski Indonesia sudah melewati masa kritis gelombang ketiga Covid-19, tetapi secara global masih berada pada situasi pandemi apalagi data positivity rate Indonesia masih di atas 5 persen.
Walaupun Indonesia sudah memiliki bekal imunitas dengan vaksin pertama dan kedua, keenganan masyarakat untuk vaksinasi booster membuat risiko penularan yang besar apalagi di tengah pelonggaran yang dilakukan pemerintah.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Ingin Warga Jakarta Vaksinasi Booster Menjelang Ramadan