Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, total penerima dosis ketiga di Jakarta hingga per 10 Maret berjumlah 1.576.169 orang. Sementara vaksin dosis pertama berjumlah 14.418.665 orang dengan proporsi 70 persen warga ber-KTP DKI Jakarta dan 30 persen non-KTP Jakarta.
Penerima vaksinasi Covid-19 dosis kedua berjumlah 10.456.523 orang dengan 72,9 persen adalah warga KTP DKI Jakarta dan 27,1 warga non-KTP DKI.
Sejumlah warga yang diwawancarai Tempo membeberkan alasan yang berbeda kenapa mereka enggan mengambil vaksin booster.
Seorang warga Pasar Rebo bernama Ganang enggan suntik vaksinasi dosis ketiga dengan berdalih telah menjaga kesehatan cukup untuk mencegah penularan Covid-19. Dia juga menduga ada unsur bisnis dalam program vaksinasi karena terlalu banyak merek vaksin yang digunakan. "Masyarakat juga sadar kalau menjaga kesehatan cukup untuk menahan virus,” kata Ganang.
Pria berusia 26 tahun itu menilai vaksin hanya menjadi syarat beraktivitas di ruang publik dan bukan untuk alasan medis.
Ardhi, warga Buaran, Jakarta Timur, juga enggan vaksinasi booster karena takut. “Saya cukup dua dosis saja dan takut kalau kebanyakan vaksin. Selebihnya saya mengandalkan protokol kesehatan yang lebih ketat,” kata pria berusia 23 tahun tersebut.
Seorang warga Depok, Dede, 26 tahun, merasa yakin vaksin pertama dan kedua cukup untuk melawan virus corona. “Saya malas disuntik lagi dan yakin dengan dua dosis vaksin, tubuh saya sudah cukup kuat dan beradaptasi terhadap virus,” kata atlet trail running itu.
Selanjutnya efektivitas vaksinasi melawan Omicron cenderung tiga dosis...