Jauh sebelum isu penundaan Pemilu 2024, sudah pernah muncul wacana menambah masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode. Kala itu, Jokowi langsung menolak ini. Dia menyebut pengusul ide tersebut kemungkinan punya tiga motif.
"Satu, ingin menampar muka saya, ingin cari muka padahal saya sudah punya muka, atau ingin menjerumuskan saya," katanya saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Desember 2019.
Lalu sejak pertengahan 2021, muncullah aneka tiga gelombang wacana ke publik seperti yang disinggung Siti Zuhro. Jokowi pun mulanya tak pernah memberikan penolakan langsung.
Hingga pada 5 Maret kemarin, Jokowi kepada harian Kompas menyatakan usul tersebut sah-sah saja dalam negara demokratis dan mengklaim akan patuh dan tunduk pada konstitusi, seperti dikutip dari Majalah Tempo.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga mempertanyakan kenapa Jokowi menjadi tidak "segalak dan setegas" saat merespon wacana masa jabatan presiden 3 periode. "Giliran penundaan Pemilu, kok sangat soft sekali, mengayun, berdalih atas nama demokrasi, menurut saya cukup bias," kata Adi.
Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio juga menilai pernyataan terbaru Jokowi soal wacana penundaan Pemilu 2024 belum tegas. "Ini kan sebuah komentar atau pernyataan yang sebenarnya bersayap," kata dia.
Staf khusus Menteri Sekretariat Negara Faldo Maldini memberi penjelasan soal perbedaan sikap yang ditunjukkan Jokowi antara wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan 3 periode. Faldo menilai sikap Jokowi sebenarnya sudah jelas dan wacana tersebut tak perlu dikembangkan lagi.
"Presiden sudah jelas bersikap. Jangan sampai ada yang bikin imajinasi, kaget sama imajinasinya, terus marah sama imajinasinya sendiri. Kan aneh," kata dia saat dihubungi, Senin, 7 Maret 2022.
Faldo juga menilai apa yang diucapkan Jokowi sudah bisa dipahami semua pihak. "Itu pikiran yang bersayap dari sebagian pihak yang disebutkan itu. Statement Presiden sudah diucapkan, berarti sudah dapat dipahami. Tidak usah otak-atik gatuk," kata dia
Faldo menyebut bahwa saat ini semua pihak berada dalam sebuah konstuksi kenegaraan. "Jadi ini harus dilihat dalam kerangka kenegaraan, jangan maunya Presiden, pengennya gini dan gitu dari elit-elit," kata dia.
Jokowi Diklaim Ingin Pemilu 2024