Gilbert menerangkan siswa mempunyai mobilitas yang tinggi, apa lagi dengan euforia saat ini karena sudah lama tidak masuk sekolah. Sehingga dia khawatir jika ada siswa yang terinfeksi virus tersebut, maka penularan dan penyebaran dapat lebih cepat terjadi.
Ia mengingatkan agar prokes 3M diawasi ketat di sekolah, baik oleh orang tua yang hadir dan juga oleh guru. "Vaksinasi pada anak yang belum harus dikejar. Bila perlu anak yang belum vaksinasi tidak diperbolehkan masuk sekolah," kata Gilbert.
Langkah lain agar varian Omicron tidak menyebabkan gelombang ketiga, yaitu dengan membatasi jam pelajaran dan melakukan evaluasi rutin terhadap efektivitas PTM. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kontak antarsiswa.
"Masyarakat juga harus diingatkan kemungkinan kasus infeksi Omicron naik lagi dan menimbulkan gelombang ketiga, kuncinya adalah 3M," kata Gilbert.
Sebelumnya, Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah mengatakan penerapan sekolah tatap muka di Ibu Kota berlaku untuk semua sekolah, baik sekolah negeri, swasta maupun madrasah.
Taga Radja menjelaskan pembelajaran tatap muka akan diterapkan secara terbatas, artinya proses belajar-mengajar di kelas belum sepenuhnya normal seperti ketika sebelum pandemi.
Pemerintah Provinsi DKI masih membatasi jam belajar siswa di sekolah maksimal hanya enam jam pelajaran. "Belum normal, karena masih enam jam pelajaran," kata dia saat dihubungi, Ahad, 2 Januari 2022.
Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Jakarta bakal berlangsung Senin-Jumat mulai 3 Januari 2022. Menurut Taga, seluruh kelas dari tingkat SD hingga SMA akan mengikuti sekolah tatap muka.
Baca juga: Wagub DKI Klaim PTM 100 Persen Tanpa Kendala Meski Kasus Omicron Naik