JAKARTA- Dadang, 41 tahun duduk di bangku belakang Bus Transjakarta bernomor lambung BMP-240 pada Senin pagi, 25 Oktober 2021.
Pria asal Garut itu merupakan salah satu dari 37 orang yang luka-luka akibat kecelakaan di Jalan MT Haryono yang melibatkan dua bus Transjakarta.
Pagi itu Dadang tengah dalam perjalanan menuju tempat kerjanya di Bekasi dari Pluit. Ia mengatakan mulanya kondisi bus nampak normal. Keanehan mulai ia rasakan sesaat sebelum bus yang ia tumpangi memasuki Halte Cawang Ciliwung, Jakarta Timur.
Dirinya melihat sopir bus berusaha mengerem lantaran di depannya ada bus Transjakarta bernomor lambung BMP-211 yang tengah berhenti.
"Kok sudah 300 meter sebelum halte, tapi bus tidak mengerem juga," ujar Dadang pada Selasa, 26 Oktober 2021.
Tabrakan pun tak terhindari. Dadang yang berada di bagian belakang bus terlempar ke depan. Ia kesulitan bangun lantaran merasa sakit pada bagian dada hingga susah bernapas. Mengalami luka di sekujur tubuhnya, Dadang berhasil keluar bus dari pintu yang bagian kacanya pecah akibat kecelakaan itu.
Ia melihat beberapa penumpang masih tergeletak di dalam bus yang ringsek bagian depannya, berharap ada pertolongan yang datang. Dadang bersama sejumlah penumpang yang luka-luka lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Jakarta Timur.
Saat kecelakaan, kecepatan bus BMP-240 tercatat 55,4 kilometer per jam, sememtara bus BMP-211 yang tertabrak terseret hingga 7 meter. Polisi pun menyatakan tak menemukan jejak roda yang mengindikasikan bus BMP-240 mengerem sebelum menabrak.
Tabrakan maut itu mengakibatkan sopir bus Transjakarta BMP-240 dan seorang penumpang meninggal dunia.
Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas Transjakarta Angelina Betris mengatakan masih menunggu investigasi dari kepolisian perihal kecelakaan tersebut. "Kami belum bisa menyebut penyebab dan menunggu investigasi untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya," ujar dia saat dihubungi Tempo pada Kamis, 28 Oktober 2021.
Meski begitu, Angelina memastikan kalau bus BMP-240 dalam keadaan layak jalan dan Siap Guna Operasi (SOP). Menurut dia, sebelum dan setelah bus beroperasi tim evaluasi dan pengendalian melakukan pengecekan secara menyeluruh, mulai dari mesin hingga interior luar dan dalam.
Angelina menyebut pihaknya akan melakukan beberapa langkah mitigasi supaya kejadian serupa tak terulang di kemudian hari. Salah satunya adalah mendorong pengecekan unit yang lebih intens untuk bagian yang berhubungan dengan keselamatan.
Sejumlah bagian yang ia maksud adalah kondisi ban, rem, dan perlengkapan keselamatan lainnya. Transjakarta juga akan meningkatkan pengecekan kesehatan pengemudi sebelum beroperasi.
Komisi B DPRD DKI telah memanggil Transjakarta pada Rabu, 27 Oktober 2021. Hasilnya, bus BMP-240 terakhir diperiksa pada 5 Oktober 2021. Saat itu, bus menjalani pemeriksaan menyeluruh daro segi mesin, bodi, kemudi, hingga kelistrikan. Oli mesin dan filter oli bus tersebut juga diganti.
Selanjutnya: Sang sopir diketahui memiliki SIM B2 Umum dan sertifikasi pengemudi....