TEMPO.CO, Jakarta - Lahirnya pakta pertahanan AUKUS antara Australia, Amerika Serikat dan Inggris membuat hubungan dengan Uni Eropa menegang. Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, menuntut Australia menjelaskan pembentukan pakta AUKUS yang berujung pada batalnya pesanan kapal selam ke Prancis.
"Salah satu negara anggota kami telah diperlakukan dengan cara yang tidak dapat diterima, jadi kami perlu tahu apa yang terjadi dan mengapa," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam wawancara dengan CNN.
Pembelaan terhadap Prancis juga datang dari Jerman. Amerika Serikat disebut bakal kehilangan kepercayaan dari sekutu Uni Eropa karena perjanjian trilateral AUKUS merugikan Prancis.
Pekan lalu, Australia menyatakan akan membatalkan kesepakatan awal 2016 dengan Naval Group Prancis untuk membangun armada kapal selam konvensional. Sebaliknya Australia akan membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi AS dan Inggris setelah mencapai kemitraan keamanan trilateral AUKUS.
Prancis menyebut Amerika dan Australia menusuknya dari belakang. Nilai kontrak yang dibatalkan Australia dengan Prancis senilai US$ 40 miliar atau setara Rp 570 triliun.
Australia berdalih tawaran Amerika Serikat untuk mengakses teknologi nuklir AS membangun kapal selam bertenaga nuklir terlalu bagus untuk ditolak. Sedangkan kapal selam buatan Prancis menggunakan sistem konvensional bertenaga diesel-listrik.