Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberikan teknologi semacam itu. Teknologi ini yang memungkinkan Australia membantu AS mencegah supremasi militer Cina di Asia-Pasifik.
Menteri Urusan Eropa Prancis Clement Beaune menggambarkan hubungan dengan Australia berada di titik tersulit. "Kami tidak bisa bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kami perlu melihat semua opsi," katanya di Brussels.
Sebagai protes, Prancis telah menarik duta besarnya dari Amerika Serikat dan Australia pekan lalu. Cina juga mengecam aliansi keamanan Indo-Pasifik baru itu dan memperingatkan perlombaan senjata yang intensif di wilayah tersebut.
Australia sudah menyatakan kapal selam itu tidak membawa senjata nuklir. Sebaliknya, menurut Duta Besar Australia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Will Nankervis, pembangunan armada kapal selam bertenaga nuklir dengan memanfaatkan keahlian AS dan Inggris sangat penting untuk meningkatkan kemampuan angkatan lautnya.
“Walaupun akan bertenaga nuklir, kapal selam ini tidak akan membawa senjata nuklir. Australia tidak sedang dan tidak akan mencari senjata semacam itu. Kami juga tidak berusaha membangun kemampuan nuklir sipil,” kata Nankervis dalam pernyataan tertulisnya, Selasa.
Meski tidak membawa senjata nuklir, kehadiran kapal selam itu ditentang oleh banyak pihak. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan kepada PM Australia Scott Morrison, bahwa kapal-kapal itu tidak akan diterima di perairan negaranya. Kawasan perairan Selandia Baru telah menjadi zona bebas nuklir sejak 1984.
Baca: Prancis Ditikung Pakta AUKUS, Emmanuel Macron Telepon Modi Bahas Indo-Pasifik
CNN | GUARDIAN | REUTERS