Sebagai bentuk kesiapan pelaksanaan sekolah tatap muka, Anies mengklaim 85 persen guru di Jakarta sudah menerima vaksin Covid-19. Sisanya disebut memiliki komorbid dan atau penyintas Covid-19 sehingga belum vaksinasi.
"Pada waktunya mereka akan mendapatkan vaksin," ujar Anies, Jumat, 27 Agustus 2021.
Murid tidak wajib vaksin. Alasannya, vaksinasi anak adalah keputusan orang tua. Anies mengaku ingin menghindari ada anak yang dilarang sekolah oleh orang tuanya jika ada kewajiban vaksin.
"Mereka seperti kena hukuman dua kali. Pertama, dilarang vaksin, dan yang kedua, dilarang sekolah," ujar Anies.
Dorongan untuk sekolah tatap muka tidak hanya datang dari eksekutif, melainkan juga legislatif. Salah satunya dari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani. Bahkan ia mengklaim bahwa pejabat, pengamat, bahkan orang tua juga bersikap demikian soal sekolah tatap muka.
“Dampak negatifnya terlalu banyak jika pembelajaran jarak jauh masih berlanjut,” kata politikus PAN itu melalui keterangan tertulis pada Kamis, 26 Agustus 2021. Ancaman putus sekolah meningkat, kekerasan terhadap anak meningkat, penurunan capaian belajar, dan learning loss mengancam masa depan anak.
Walau pemerintah kukuh memberlakukan sekolah tatap muka, pro-kontra masih terjadi di kalangan orang tua murid. Ada yang setuju dan menolak. Silang pendapat ini bahkan sudah terjadi sejak masa uji coba sekolah tatap muka sebelumnya.