Mayoritas alasan orang tua yang menolak sekolah tatap muka karena masih khawatir. Insani, 42 tahun, orang tua dari murid kelas 2 SD dan kelas 12 SMA masih takut dengan Covid-19. "Variasinya makin aneh-aneh,” kata Insani.
Erna, 46 tahun, orang tua dari murid kelas 10 dan 12 SMA berpendapat masyarakat harus lebih waspada dengan varian Covid-19 yang masih berkembang. Apalagi menurut Erna, kesadaran masyarakat untuk taat protokol kesehatan masih rendah. “Masih pada malas pakai masker.”
Wali murid yang mendukung sekolah tatap muka
menganggap pembelajaran daring tidak efektif. Hendra, 47 tahun, mengatakan anaknya, murid kelas X SMA Negeri 23 Jakarta Barat, kurang fokus saat belajar daring. "Kalau online itu kan mereka bisa sambil tiduran," kata dia seusai mengantar anaknya ke sekolah, Jumat, 11 Juni 2021.
Anaknya juga kerap main game online di tengah proses belajar jika tidak diawasi. Jika ditanya tentang tugas, kata dia, kadang-kadang anaknya mengklaim telah menyelesaikannya. "Enggak tahunya wali kelasnya menghubungi kalau anak belum ngumpulin tugas."
Suryadi, orang tua dari murid kelas XII di SMA Negeri 23 Jakarta, juga mendukung sekolah tatap muka. Menurut pria 49 tahun ini, anaknya lebih banyak main ketimbang belajar selama proses sekolah daring. "Dia juga sudah bosan di rumah," ujar Suryadi.
M YUSUF MANURUNG | ADAM PRIREZA | SRI RAHMAWATI | ZEFANYA APRILIA
Baca: Alasan Anies Baswedan Tak Wajibkan Murid Sudah Vaksinasi Saat PTM