TEMPO.CO, Jakarta - Prediksi Amerika soal Taliban dan Afghanistan meleset. Afghanistan bukannya berhasil menundukkan invasi Taliban, tetapi malah menjadi yang ditundukkan. Senin kemarin, perang Afghanistan dan Taliban resmi berakhir dengan jatuhnya Kabul ke tangan kelompok pemberontak tersebut.
Sekarang, situasi di Afghanistan kacau. Warga di berbagai kota berbondong-bondong mencoba kabur ke negara lain. Di Kabul, warga menyerbu bandara internasional, mencoba masuk ke pesawat apapun yang disediakan untuk evakuasi. Beberapa di antaranya bahkan sampai bergelantungan di pesawat karena tidak mendapat tempat.
Mereka takut hidup di Afghanistan di bawah Taliban. Rekam jejak Taliban yang diwarnai terorisme dan pelanggaran HAM adalah penyebab utamanya. Salah satu yang tidak percaya adalah Ameneh.
Di usia 12 tahun, Ameneh dijodohkan paksa dengan pedagang afiliasi Taliban. Ia dipaksa mengikuti Syariah Islam. Ketika Amerika masuk ke Afghanistan pada 2001, ia bahagia karena bisa bebas dari aturan-aturan tersebut. Dirinya tak menyangka 20 tahun kemudian dirinya terancam harus mengalaminya lagi.
"Saya membuang Burka saya 20 tahun lalu dan saya tidak mau dilecehkan lagi ataupun dipaksa untuk menikahi seseorang," ujar Ameneh, yang mencoba kabur dari Afghanistan, dikutip dari Financial Times.