Nasib serupa dirasakan oleh para pengusaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Corporate Director of Marketing at Waringin Hospitality Jaringan Hotel Metty S. Yan Harahap mengatakan penyedia akomodasi harus mengubah model bisnis agar tetap bertahan di tengah wacana perpanjangan PPKM Darurat.
Bila sebelumnya hotel mengandalkan bisnis penyewaan kamar, kali ini perusahaan berputar haluan untuk mengutamakan penjualan dari sisi makanan dan minuman. “Kami membuat program yang awalnya tidak ada di PPK Darurat. Kami lebih realistis dan harus lebih jeli melihat kebutuhan konsumen yang ada,” ujar Metty.
Menurut Metty, di tengah banyaknya keluarga yang melakukan isolasi mandiri, pelaku usaha hotel yang menyediakan layanan catering menawarkan penjualan produk makanan dan minuman berbasis healthy food atau makanan sehat. Penjualan dari produk ini disebut-sebut bisa mempertahankan arus khas perusahaan di tengah krisis.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19 telah berdampak mengurangi pergerakan masyarakat. Dari data pemerintah setempat, kunjungan wisatawan asing atau wisman di Jawa Barat menurun sampai 99 persen, sedangkan kunjungan turis domestik anjlok 50 persen.
“Kunjungan dari wisman tinggal 1 persen dari 3,6 juta jadi tinggal 30 ribuan. Wisatawan Nusantara juga menahan diri sehingga tersisa hanya 50 persen,” ujar Ridwan Kamil.
Ridwan memaparkan, penurunan kunjungan wisatawan berdampak besar terhadap pelaku usaha. Dari seribu hotel di Jawa Barat, rata-rata tingkat kunjungan tamu atau okupansi saat ini hanya mencapai 30 persen. Kondisi ini mendorong terjadinya kontraksi dan memicu penambahan jumlah pekerja yang terdampak akibat penurunan kegiatan ekonomi.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta juga memastikan agar tidak ada pelanggaran terhadap hak-hak buruh saat PPKM Darurat diperpanjang. Kebijakan perpanjangan PPKM darurat, kata dia, tak menutup kemungkinan membuat perusahaan kembali melakukan PHK.
“Terus terang, saat ini ancaman adanya ledakan PHK sudah di depan mata. Karena saat ini sudah banyak perusahaan yang mengajak serikat pekerja berunding untuk membicarakan program pengurangan karyawan,” kata Said Iqbal.
Iqbal menyatakan saat ini sudah ada pekerja yang dirumahkan dan upahnya terancam akan dipotong. Buruh meminta agar pengusaha yang melakukan PHK di tengah pandemi dan memotong upah buruh ditindak tegas.