Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Tauhid Ahmad mengatakan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pergerakan masyarakat umumnya hanya mampu bertahan hingga 1 tahun pasca-diterjang krisis pagebluk. Meski ada industri yang mampu bertahan karena transformasi, kondisi itu tak berlaku seragam untuk semua sektor.
“Bagi retail yang bergerak di penjualan sandang, itu pasti kena. Lalu sektor yang bergerak di jasa, seperti penerbangan, pariwisata, itu langsung drop. Mereka sangat sensitif terhadap isu Covid-19,” ujar Tauhid.
Giant store. Istimewa
Tauhid menduga sektor-sektor ini baru bisa kembali tumbuh pada 2022. Itu pun, kata dia, bila penanganan Covid-19 benar-benar berjalan efektif.
Di tengah kondisi yang berat, ia menyatakan perusahaan mau tak mau harus melakukan efisiensi atau restrukturisasi bisnis. Di sektor penerbangan, selain mengurangi karyawan, ia mencontohkan efisiensi bisa dilakukan dengan memangkas rute atau memotong gaji direksi.
Di samping itu, perusahaan harus menambah pinjaman untuk menopang biaya operasional. Opsi penyelamatan ini bagi maskapai Garuda sebagai perusahaan pelat merah dipandang lebih mudah lantaran ada sinergi antar-BUMN. Garuda dapat bekerja sama dengan bank-bank yang tergabung dalam himbara.
Untuk menekan lebarnya angka kemiskinan karena maraknya PHK, Tauhid menyatakan pemerintah harus bergerak cepat. Salah satunya dengan menambah peluang investasi agar lapangan kerja baru kembali terbuka.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai harus ada penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengejar pertumbuhan di tengah kondisi perekonomian yang telah masuk ke jalur positif. Hero Group, misalnya. Ia menyebut perusahaan bisa mengembangkan lini usaha lainnya, seperti IKEA, setelah menutup puluhan gerai Giant.
“Mereka tahu kalau kita memasuki gaya hidup digital. Era super market sudah lewat, digantikan oleh mini market dan belanja online. Apa yang dilakukan oleh Giant akan diikuti supermarket lainnya,” ujar Piter.
Baca Juga: Daftar Nama Retail yang Tutup Selama Pandemi Covid-19