Tingginya proyeksi pertumbuhan itu, tutur dia, dihitung dari basis data PDB pada triwulan II tahun lalu yang sangat rendah. Di kuartal II 2020, Indonesia mengalami tekanan kontraksi hingga -5,3 persen. Situasi ini menyebabkan PDB harga konstan hanya mencapai Rp 2,580 triliun. Bila dibandingkan dengan triwulan I 2021, PDB harga konstan sudah tumbuh 4 persen menjadi Rp 2.700 triliun.
Kendati begitu, bukan berarti indikator ekonomi yang merangkak positif diikuti dengan membaiknya semua sektor. Iskandar tak menampik beberapa sektor masih akan menghadapi tantangan. Sektor-sektor yang aktivitasnya dibatasi, seperti industri pariwisata, hotel, restoran, dan transportasi, akan pulih paling akhir.
Pilot berada di ruang kemudi pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 1 Oktober 2020. Pemberian gambar masker pada pesawat merupakan dukungan Garuda Indonesia terhadap program edukasi pemerintah melalui kampanye 'Ayo Pakai Masker'. ANTARA/Muhammad Iqbal
Tsunami pengurangan karyawan tak hanya terjadi di sektor retail. Belakangan perusahaan yang bergerak di industri penerbangan membuka opsi untuk mengurangi jumlah pegawainya. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, misalnya, telah menawarkan opsi bagi karyawan yang ingin mengambil pensiun dini.
Ini adalah kali kedua Garuda Indonesia menawarkan opsi pensiun dini untuk karyawan. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan kebijakan tersebut diambil sebagai langkah perseroan bertahan di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.
"Ini merupakan langkah berat yang harus ditempuh Perusahaan. Namun opsi ini harus kami ambil untuk bertahan di tengah ketidakpastian situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukkan titik terangnya di masa pandemi Covid-19,” ujar Irfan
Penawaran pensiun dini oleh perusahaan pelat merah masih dalam tahap awal. Pensiun dini dapat diambil oleh karyawan yang memenuhi kriteria dan persyaratan.
Perusahaan yang pernah menjalin kerja sama operasi dengan Garuda, Sriwijaya Air Group, juga menghadapi kondisi serupa. Akibat keuangan yang berdarah-darah, maskapai milik keluarga Chandra Lie ini menawarkan pilihan pengunduran diri atau resign untuk karyawan.
Tawaran resign ini tertuang dalam memo perusahaan bernomor 139/INT/SJNAM/V/2021 tertarikh 21 Mei 2021. “Kami sampaikan benar bahwa memo tersebut merupakan kebijakan resmi yang diambil oleh manajemen Sriwijaya Air Group,” tutur keterangan perusahaan melalui Corporate Communication Sriwijaya Air Group, 25 mei lalu.
Perusahaan beralasan kebijakan itu memberikan kepastian bagi karyawan yang sebelumnya dirumahkan lantaran pandemi Covid-19. Kebijakan merumahkan karyawan telah dilakukan sejak 25 September 2021.