Asal Usul Pisau
Polda Metro Jaya saat merilis kasus kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo pada Sabtu, 25 Juli 2020. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Setelah hasil otopsi keluar, polisi juga berhasil melacak asal-usul pisau dapur yang menewaskan Yodi. Dari hasil pemeriksaan, pisau dengan merek itu hanya dijual di Ace Hardware. Polisi pun melakukan pemeriksaan di toko Ace Hardware yang terdekat dengan tempat tinggal Yodi di Rempoa, Tangerang Selatan.
Dari hasil pemeriksaan, polisi berhasil mendapatkan rekaman CCTV saat Yodi membeli pisau di sana pada 7 Juli 2020 sekitar pukul 14.47. Di hari tersebut pula, polisi menduga Yodi tewas.
"(Lokasi Ace Hardware) memang di jalur korban pulang-pergi kerja," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat.
Setelah itu, polisi juga mendapat informasi bahwa Yodi pernah memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin RSCM, Jakarta Pusat. Dalam pemeriksaan itu, dokter menyarankan Yodi menjalani tes HIV. Hasil tes tersebut sampai saat ini belum keluar.
Hasil pemeriksaan darah Yodi juga menunjukkan hasil yang tak kalah mencengangkan. Karyawan Metro TV itu positif mengonsumsi narkotika amfetamin atau ekstasi sebelum ditemukan tewas. Polisi belum mengetahui dari kapan Yodi menjadi pecandu pil terlarang tersebut.
Depresi karena permasalahan asmara, diduga mengidap HIV, hingga menjadi pecandu narkotika, membuat penyelidikan kasus ini semakin mengerucut pada dugaan bunuh diri. Apa lagi, dari hasil pemeriksaan di TKP, tak ditemukan tanda-tanda perkelahian, hingga ceceran darah hanya tersebar di sekitar jenazah.
Fakta bahwa Yodi membeli sendiri pisau yang menikam dada dan lehernya semakin menguatkan itu. Temuan tim forensik terhadap luka tusuk dangkal di tubuh Yodi, menjadi tanda bahwa dia terlebih dahulu mencoba menusuk dirinya sendiri hingga akhirnya nekat menikam lebih dalam ke bagian dada dan leher.
Dari hasil tes forensik pula, polisi tak menemukan ada sidik jari orang lain di pisau tersebut, selain milik Yodi. Tubagus mengatakan Yodi nekat menusuk dirinya sendiri karena sedang di bawah pengaruh amfetamin yang menyebabkan keberaniannya melonjak.
"Dari beberapa faktor penjelasan keterangan ahli, olah TKP, dan bukti petunjuk yang lain, maka penyidik berkesimpulan yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," kata Tubagus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Juli 2020.
Turinah, ibu Yodi Prabowo, tetap merasakan ada yang janggal dengan kesimpulan polisi itu. "Seperti ada yang janggal, " kata dia.
Kejanggalan itu terlihat dari temuan yang ia lihat di lapangan. Salah satunya adalah soal seragam kantor Metro TV. "Anak saya kalau berangkat dan pulang kerja itu selalu seragamnya masih dipakai, pada saat ditemukan anak saya tidak pakai seragam," ujar perempuan 43 tahun itu.
Turinah mengatakan anaknya juga tidak telaten. Tapi saat jasad anaknya ditemukan, seragam Metro TV sudah berada di tas selempang yang dibawanya dan ditemukan sudah dilipat kecil.
"Di rumah aja dia bajunya berantakan, suka dilempar-lempar, nggak mungkin dilipat, kalau pulang kerja baju dilempar ke mesin cuci. Makanya saya enggak percaya banget, kok ini rapih banget skenarionya, bisa kaya sudah direncanakan," ujar dia.
Pernyataan polisi bahwa Yodi sedang dibekap masalah juga disangsikan oleh Turinah. Ia mengatakan sang anak selalu cerita dengan dirinya saat ada masalah kecil dan besar.
"Kalau dia belum sempat nyampein atau cerita ke saya, biasanya besoknya baru dia cerita. Dia tidak pernah ada masalah dan dipendam sendiri. Terakhir dia itu ngikutin saya terus, mungkin dia mau cerita, pokoknya menurut Yodi, mamanya harus tahu meski anaknya itu pendiam," kata Turinah.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus memastikan pihaknya tidak akan menghentikan penyidikan kasus bunuh diri Editor Metro TV Yodi Prabowo. Sebab, kata Yusri, pihaknya masih menunggu kemungkinan ada temuan baru dari kasus tersebut.
"Apakah kemungkinan lain ada informasi yang akurat bisa saja," kata Yusri.
Ia mengatakan polisi masih membuka diri ihwal kemungkinan adanya informasi dari masyarakat yang masuk.
JULNIS FIRMANSYAH\IHSAN RELIUBUN\M KURNIANTO