Satu faktor lainnya yaitu karena dunia saat ini sedang kelebihan likuiditas. Sebab, Quantitative Easing (QE) terjadi di mana-mana. Kelebihan uang tersebut tentu mencari tempat investasi. Maka, masuklah uang tersebut ke pasar saham Indonesia. Investor asing telah memborong bersih saham lebih dari Rp 1,5 triliun selama empat hari berturut-turut.
Meski demikian, Hans mengatakan prospek ekonomi belum tentu akan langsung bergeliat ketika New Normal dimulai karena sektor riil berbeda dengan pasar keuangan. Hanya saja, Hans sepakat jika pelonggaran PSBB menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar, walau New Normal belum benar-benar dimulai. Sebaliknya, perpanjangan PSBB yang baru saja diumumkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menjadi sentimen yang tidak bagus.
Petugas Damkar melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis, 4 Juni 2020. Kegiatan penyemprotan disinfektan ini dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona di pusat perbelanjaan jelang dibuka kembali saat memasuki fase new normal. TEMPO/Muhammad Hidayat
Meski demikian, pengusaha tetap merespons positif pengumuman terbaru dari Anies ini. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, mengatakan salah satunya karena sudah ada kelonggaran bagi sejumlah sektor usaha untuk beroperasi dengan protokol kesehatan.
Contohnya, kata Sarman, mal dan pusat perdagangan non-pangan yang selama ini tutup, dapat buka kembali pada 15 Juni 2020. "Ini angin segar bagi pelaku usaha dan pekerja," kata dia.
Menurut Sarman, tren pelonggaran PSBB semacam ini pula yang kemudian mendorong perbaikan IHSG. Selain itu, kata dia, gejolak sosial di Amerika Serikat saat ini sudah sedikit banyak meyakinkan investor untuk bermain di pasar saham Indonesia. "Kondisi IHSG ini harus dipertahankan sebagai sinyal roda ekonomi mulai berputar," kata dia.
Tak hanya IHSG, rupiah pun ikut terkerek oleh rencana penerapan New Normal. Pada penutupan perdagangan Rabu 3 Juni 2020 kemarin, rupiah menguat 2,22 persen ke level Rp14.095. dan bertahan stabil hingga hari ini.
Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Suabi bahkan mengatakan, nilai tukar rupiah berpeluang besar kembali ke level Rp 14.000 seiring bertambahnya aliran dana asing yang masuk. Menurutnya selama Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 4,5 persen ada kemungkinan rupiah bakal kembali ke level di bawah Rp 14.000. “Kemungkinan kuartal ketiga nanti rupiah menguat ke Rp13.700 per dolar AS."