Hoesen mengatakan, penguatan IHSG ini juga terjadi karena sentimen yang cenderung positif dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, kata dia, investor masih memiliki pertimbangan atas rumor atau sentimen. "Jadi sentimen ini sangat penting, karena membangun persepsi," kata dia.
Perusahaan sebagus apapun, kata dia, juga akan terganggu jika ada sentimen negatif. Pengalaman ini sudah dipantau oleh JHoesen di pasar saham. Sehingga, Ia berharap sentimen positif ke depan akan terus berlanjut.
Jurnalis melakukan sesi wawancara di dekat refleksi layar pergerakan IHSG, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. Pasca libur Lebaran, perdagangan IHSG dibuka menguat 90,91 poin atau 1,4 persen ke 6.300,036, sementara pada sore harinya IHSG diutup di level 6.289,61. ANTARA/Sigid Kurniawan
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widito Widodo juga mengatakan respons positif di pasar saham ini terjadi karena adanya rencana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Peralihan dari PSBB ke New Normal pun, kata dia, menjadi salah satu sentimen positif bagi pelaku pasar. "Bisnis bisa mulai lagi secara gradual," kata dia.
Meski demikian, Laksono menyebut kondisi ini harus diimbangi dengan data-data perekonomian. "Untuk menunjukkan bahwa sentimen positifnya bisa berlanjut atau sustainable," kata dia.
Pengamat Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai akan ada masa koreksi dulu jika IHSG sudah melewati level 5.000. Namun senada dengan Laksono, Budi menyebut sentimen positif juga muncul karena kantor dan pabrik sudah boleh beraktivitas. "Sehingga penawaran tidak hancur alias merosot hingga ke titik rendah," kata dia.
Hanya saja, Budi menilai yang akan menjadi ganjalan adalah korban virus Covid-19 yang positif masih terus bertambah dari hari ke hari. Hingga sore ini, jumlah kasus positif Covid-19 sudah mencapai 28 ribu lebih. "Jika ini sudah melandai apalagi turun signifikan, lalu laporan keuangan Q2 tidak terlalu jelek, IHSG akan aman di atas 5.000," kata dia.
Sementara itu, analis pasar saham yang juga Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai ada lima faktor penguatan IHSG beberapa hari terakhir. Di antaranya antusiasme pembukaan ekonomi dengan skema New Normal, penguatan di seluruh pasar dunia, perbaikan indikator makro ekonomi, dan perkembangan riset dari vaksin Covid-19.