Namun rencana itu dicoret DPRD DKI setelah revitalisasi TIM menjadi polemik karena adanya penolakan dari para seniman. Meski hotel di TIM sudah dihapus dari desain pemugaran, para seniman tetap protes karena tidak dilibatkan dalam rencana itu.
Tak hanya Forum Seniman Peduli TIM, Dewan Kesenian Jakarta juga kecewa karena tak dilibatkan dalam proses pembahasan revitalisasi TIM. Pelaksana Tugas Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Danton Sihombing mengatakan nama orang-orang yang dikirimkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dicoret.
Foto udara aktivitas revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020. Revitalisasi TIM sempat mengundang polemik, namun Jakpro menyatakan sudah mengakomodir masukan dari seniman untuk merancang ulang proyek revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Walhasil, tak ada perwakilan dari DKJ dalam tim revitalisasi TIM yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1018 Tahun 2018.
“Nama yang diajukan dicoret entah oleh siapa sehingga DKJ dieliminir dalam wilayah diskusi revitalisasi,” ujar Danton dalam diskusi di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada Rabu, 19 Februari 2020.
Danton menyebut DKJ telah mengirimkan 3 nama, termasuk dirinya, sebagai perwakilan dalam tim revitalisasi Taman Ismail Marzuki pada 2018. Kala itu Danton menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DKJ.
Sebagai gantinya, DKI memasukkan lima orang seniman yang tercatat sebagai perwakilan dalam revitalisasi TIM. Kelimanya adalah Arie Batubara, Arsono, Hidayat LDP, Yusuf Susilo Hartono, serta Mohammad Chozin.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengaku tidak mengetahui seniman yang dilibatkan sebagai anggota revitalisasi TIM mewakili kelompok mana. Pernyataan itu disampaikan menjawab pertanyaan Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz.