"Selama tiga hari periode mudik Natal 2019 (20-23 Desember 2019), tercatat total 358 ribu kendaraan melewati Jalan Tol Japek dan Jalan Tol Japek II Elevated," kata Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru, Rabu, 25 Desember 2019. Sebanyak 117 ribu kendaraan atau 33 persen dari total kendaraan pemudik tersebut memilih untuk menggunakan Jalan Tol Layang Japek II.
Jasa Marga juga mencatat, lalu lintas tertinggi yang melewati tol layang Japek terjadi pada hari Jumat 20 Desember 2019. Saat itu, 41.000 kendaraan melintas di tol Japek II tanpa kemacetan berarti karena waktu kedatangannya menyebar dan tidak pada satu rentang waktu yang bersamaan. Hal ini berbeda dengan kondisi pada Sabtu, 21 Desember 2019 di mana semua kendaraan tiba di gerbang masuk tol pada saat bersamaan. Akibatnya, lalu-lintas sangat padat sehingga memaksa Jasa Marga dengan diskresi Korlantas memberlakukan rekayasa one way ke arah Cikampek.
Dari sisi konstruksi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan bakal mengevaluasi pengoperasian Tol Layang Jakarta-Cikampek II seusai musim liburan Natal dan Tahun Baru ini. Basuki menilai, yang harus diperbaiki adalah sambungan jembatan atau expansion joint, karena masih banyak dikeluhkan pengguna II ini. "Kalau saya kan di konstruksi, di expansion joint nya," kata Basuki di Kementerian PUPR, Jakarta, Senin, 23 Desember 2019.
Basuki mengatakan, expansion joint itu akan dikoreksi dengan diperhalus karena dikeluhkan terlalu keras oleh pengendara. Setelah diperbaiki dengan menambah lapisan aspal, diharapkan pengguna nyaman melalui Tol Layang Jakarta-Cikampek ini. "Akan dismoothing, atau ditutup aspal," ujarnya.
Selanjutnya, ihwal tol layang Japek yang disebut-sebut bergelombang pun menurut Basuki tidak ada masalah dari sisi konstruksi bangunan. Sehingga ia menjamin selama pengoperasiannya tidak akan terjadi masalah. "No, konstruksinya aman, enggak ada masalah, saya jamin. Sudah kita tes semua," kata Basuki.
Terkait kemacetan yang terjadi di Tol Layang Japek pada akhir pekan lalu, Basuki mengatakan, hal tersebut akan dilakukan perbaikan oleh Korps Lalu Lintas Polri, dan bersinergi dengan Kementerian Perhubungan. "Karena Perhubungan kan ada DLLAJR (Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya ) di Kabupaten, kalau Kakorlantas ada Polres polresnya, itu beliau lagi mengkaji itu," ungkap Basuki.
Libur Natal dan Tahun Baru 2020 dan momok kemacetan di tol layang memang akan segera berlalu. Namun, bagaimana dengan musim mudik Lebaran tahun depan, akankah terulang lagi insiden kemacetan parah seperti pekan lalu? Tentu ini adalah pelajaran berharga yang harus dievaluasi dan diantisipasi agar tak terjadi lagi di masa depan. Jangan sampai tol layang yang dibangun selama hampir dua tahun itu benar-benar menjadi produk infrastruktur gagal, yang jauh dari harapan Presiden Jokowi saat meresmikannya.
HENDARTYO HANGGI | EKO WAHYUDI