TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) menyanggupi rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk mengubah fokus bisnis ke distribusi listrik. Direktur Strategis II PLN Djoko Abumanan menyatakan sistem jaringan transmisi sedang terus dikembangkan. "Saat ini kecukupan sistem transfer listrik sudah oke," katanya saat dihubungi Tempo, Selasa 10 Desember 2019.
Djoko mengklaim sistem transmisi di Sumatera serta Kalimantan sudah hampir menjangkau semua wilayah. Saat ini perusahaan tengah berfokus untuk menyambungkan Jawa dan Bali. PLN tengah mencari sumber pendanaan baru untuk membiayai Proyek Jawa Bali Connection (JBC) yang kadaluwarsa. Proyek yang ditargetkan rampung pada 2023 ini mangkrak setelah diprotes warga Bali.
Menurut Djoko, penugasan untuk distribusi listrik tepat lantaran sejak lima tahun terakhir pembangunan pembangkit terus digenjot. Hingga 2024, PLN ditugaskan membangun pembangkit dengan total kapasitas mencapai 35 ribu mega watt (MW). Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral total kapasitas sekitar 65 persen di antaranya sudah memasuki tahap konstruksi. Namun pembangkit yang beroperasi baru 11 persen atau setara dengan 3.860 MW.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bisnis model PLN sudah seharusnya beralih. Perusahaan ditargetkan tak lagi hanya meningkatkan produksi listrik tapi juga mulai memperhatikan penyalurannya konsumen. Tanpa perubahan pola pikir, dia menyebut PLN akan terjebak. "Jika hanya membuat power plant yang berkaitan dengan pertambangan misalnya, pada akhirnya akan berat," ujar dia.
Menurut Erick, perubahan model bisnis diperlukan untuk menyongsong kebutuhan listrik yang beragam di masa depan. Dia mencontohkan tren transportasi global yang mulai bergeser ke kendaraan bertenaga listrik. "Siapa dulu yang membayangkan mobil tidak lagi menggunakan bensin tapi menggunakan listrik," katanya.