TEMPO.CO, Jakarta - Kubu Prabowo Subianto – Sandiaga Uno mengklaim kampanye akbar yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, kemarin, sebagai kampanye terbesar sepanjang perhelatan pemilihan presiden 2019. Stadion berkapasitas 77 ribu orang itu penuh disesaki pendukung Prabowo – Sandi.
Baca: Lewat Surat, SBY Tak Setuju Konsep Kampanye Akbar Prabowo - Sandi
Kampanye akbar ini diawali dengan salat Subuh berjamaah. Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis sebagai imam. Selesai salat, acara dilanjutkan dengan munajat dan tausiah dari sejumlah ulama yang sebelumnya ikut dalam gerakan 212 –aksi massa yang mendesak mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dihukum atas tuduhan penistaan agama.
Orasi politik dimulai pukul 07.00 WIB. Sandiaga mendapat giliran pertama. Berikutnya secara bergiliran, sejumlah tokoh menyampaikan orasinya. Acara puncak, Prabowo menyampaikan orasi selama 50 menit. Di akhir acara, pimpinan FPI Rizieq Shihab berbicara dari Mekkah, Arab Saudi, melalui video yang diputar di sejumlah layar di dalam stadion. Rizieq menyampaikan 10 alasan Prabowo – Sandi mendapat banyak dukungan.
"Saya kira ini menjadi kampanye akbar terbesar ya, sejauh ini termasuk di GBK belum ada kampanye semasif ini. Sampai meluber ke luar yang saya kira dihadiri sampai lebih dari satu juta orang," kata anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, di kawasan GBK, Jakarta, kemarin.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berorasi dalam kampanye akbar di Stadion Utama GBK, Jakarta, Ahad, 7 April 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Simak juga: Tim Jokowi Nilai Kampanye Akbar Prabowo Kental Politik Identitas
Berbarengan dengan berlangsungnya kampanye akbar Prabowo – Sandi, beredar surat dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Dalam suratnya yang ditulis sehari menjelang acara, mantan Presiden RI ini mengemukakan dirinya tidak setuju dengan konsep kampanye akbar tersebut.
Sebenarnya, surat itu ditujukan untuk tiga anak buahnya di partai, yaitu Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsudin, Wakil Ketua Umum Syarief Hasan, dan Sekretaris Jenderal Partai Hinca Pandjaitan. Mereka diminta SBY untuk mengingatkan agar kampanye akbar Prabowo tetap mengusung kebhinekaan dan persatuan. Sebab, menurut dia, ‘set up’ kampanye akbar tersebut tak lazim dan tak inklusif.