TEMPO.CO, Jakarta - Dua perusahaan moda transportasi publik, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT MRT Jakarta, berebut jalur gemuk sepanjang Blok M-Kota. Transjakarta tak mau menyerahkan jalur koridor 1 itu kepada MRT, meski harus berimpitan dengan rute kereta mass rapid transit (MRT) mulai Maret 2019.
Baca juga: MRT Usul Koridor 1 Busway Dihapus, Transjakarta Punya Data Lain
Juru bicara PT Transjakarta, Wibowo, mengatakan perusahaannya pernah membuat survei mengenai rencana penghapusan koridor 1 busway itu. Hasilnya, menurut Wibowo, 90 persen responden tak menginginkan penghapusan rute tersebut.
Menurut Wibowo, saban hari koridor 1 Transjakarta melayani sekitar 85 ribu penumpang. Bila koridor itu dihapuskan, masyarakat bisa beralih ke moda transportasi lain, seperti ojek dan taksi. “Itu bisa menambah kemacetan. Jadi, perlu dipertimbangkan secara matang,” kata Wibowo saat dihubungi Tempo, Jumat, 26 Oktober 2018.
Wibowo mengatakan, koridor 1 Transjakarta tak hanya melayani penumpang pulang-pergi Blok M-Kota. Koridor ini juga menghubungkan banyak jalur rute Transjakarta, antara lain rute Tosari-Ciledug dan Monas-Ragunan.
Ketimbang dihapus, kata Wibowo, bus Transjakarta di koridor 1 lebih baik dimaksimalkan sebagai angkutan penumpang (feeder) bagi calon penumpang MRT.