Salah seorang pengungsi, Murna, mengatakan kekurangan air dan makanan sejak terjadi gempa Jumat (28/9) sore lalu. Murna merupakan salah satu pengungsi di halaman rumah Gubernur Sulawesi Tengah. Menurut dia, makanan di pengungsian terbatas. "Banyak kekurangan, orang makan hanya mie," kata Murna kepada Tempo, Sabtu, 29 September 2018.
Pantauan Tempo, di lokasi pengungsian masih belum dibentuk dapur umum. Makanan sehari-hari berupa mie dan nasi di masak oleh masyarakat dan para relawan yang ada di lokasi pengungsian secara ala kadarnya.
Selama menelusuri lokasi gempa di Palu, Tempo memang mendengar keluhan pengungsi yang kekurangan makanan dan air. Sepanjang menyisir lokasi pengungsian banyak yang meneriakan kekuarangan air minum.
Simak juga: Bantuan Korban Gempa dan Tsunami Palu Sulit Karena Jalan Rusak
Murna menuturkan, ia masih memiliki bekal makanan ringan berupa biskuit dan roti yang dibawa dari rumah. Dia berkata penduduk masih kesulitan stok makanan pokok berupa nasi. "Nasi ada juga, cuma sedikit-sedikit," kata dia. Selain itu, kata Murna, warga juga mengeluhkan kekurangan air minum. "Belum ada bantuan yang sampai," kata Murna salah satu pengungsi gempa dan tsunami Palu.