"Serangan jet Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terhadap bus sekolah mengakibatkan 51 orang tewas, termasuk 40 siswa sekolah. Aksi ini tak bisa dibenarkan," tulis Al Jazeera, Ahad 2 Agustus 2018.
Peristiwa tersebut terungkap setelah sebuah tim investigasi menyelidiki serangan mematikan terhadap sasaran sipil Agustus lalu.Dalam foto ini yang dirilis pada Kamis, 30 Agustus 2018, sebuah tim dari kapal perusak AS, USS Jason Dunham, memeriksa perahu layar tradisional Arab "Dhow" ketika melakukan operasi keamanan maritim. (Angkatan Laut AS melalui AP)
Meskipun mendapatkan kecaman dari berbagai komunitas internasional, termasuk sekutu dekatnya Amerika Serikat, Arab Saudi akan melanjutkan perang di Yaman.
Negeri Kerajaan ini berdalih bahwa keterlibatannya di Yaman mendapatkan restu dari PBB, walapaun belum ada dokumen yang membenarkan pernyataan tersebut.
"Kami berperang di Yaman untuk menyelamatkan rakyat negeri itu dan mendapatkan restu dari PBB," kata Osama bin Mohammed Abdullah Shuaibi, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.
Osama menjelaskan, jika tidak mendapatkan restu dari lembaga dunia tersebut, Arab Saudi tak mungkin mengambil langkah berani masuk ke sebuah negara berdaulat. Klaim Osama ini belum bisa diklarifikasi kebenarannya kepada PBB.