Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

20 Tahun Reformasi: Soeharto yang Bangkit Lagi di Ingatan Publik

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998 setelah 32 tahun menjabat. wikipedia.org
Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998 setelah 32 tahun menjabat. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - 21 Mei 1998. Presiden Soeharto yang telah memegang tampuk kekuasaan selama 32 tahun akhirnya lengser. Gegap gempita mewarnai aksi mahasiswa yang menuntut reformasi dan turunnya Soeharto.

Hanya sekitar tiga menit, Soeharto yang didampingi Wakil Presiden BJ Habibie, Panglima ABRI Wiranto dan beberapa pembantu dekatnya menyampaikan pernyataan terakhirnya sebagai kepala negara. ""Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998," ujar Soeharto saat membacakan surat pengunduran dirinya.

Baca juga: 20 Tahun Reformasi: Lelah Sipon Mencari Kabar Wiji Thukul

Di Gedung DPR, mahasiswa yang sudah menduduki gedung itu sejak 18 Mei 1998 sontak bergembira. Dari televisi mereka menyaksikan pidato Soeharto tersebut. Gegap gempita, saling peluk, dan tangis haru mewarnai momen mahasiswa kala itu.

Soeharto menyerahkan tampuk kekuasaan pada wakilnya, BJ Habibie. Lengsernya Soeharto menjadi tonggak lahirnya era baru yaitu era reformasi. Dan hari ini tepat 20 tahun reformasi, bayang-bayang Soeharto justru muncul lagi.

Lewat survei yang digelar Indo Barometer, nama Soeharto muncul sebagai presiden paling berhasil selama memimpin negeri ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 15-22 April 2018, Soeharto menempati posisi pertama sebagai presiden paling berhasil dengan 32,9 persen responden yang memilih, lalu Sukarno di posisi kedua dengan 21,3 persen.

"Soeharto dinilai menjadi presiden paling berhasil dibanding presiden lainnya," ujar Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari di Jakarta, Minggu, 20 Mei 2018.

Sedangkan posisi ketiga, ada presiden ketujuh atau yang kini menjabat, Joko Widodo, dengan 17,8 persen, disusul oleh Susilo Bambang Yudhoyono dengan 11,6 persen.

"Selanjutnya, posisi kelima B.J. Habibie dengan 3,5 persen, posisi keenam Abdurrahman Wahid dengan 1,7 persen dan terakhir Megawati Soekarnoputri dengan 0,6 persen," kata Qodari.

Qodari menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan Soeharto menjadi presiden paling berhasil lantaran keberhasilan ekonomi dan sosial pada masa Orde Baru dibanding era reformasi yang terdapat pertanyaan survei lainnya. "Keberhasilan Orde Baru dalam ekonomi itu paling tinggi dengan 54,6 persen dan sosial 43,2 persen," ujarnya.

Menurut Qodari, hasil survei ini hanya sebatas persepsi masyarakat, karena mungkin saja sebagian responden tidak mengalami pemerintahan Orde Baru.

Kenyataan masih banyak responden yang mengingat Soeharto menurut mantan aktivis yang kini jadi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah adalah hal yang wajar. "Pak Harto kan menjabatnya paling lama dari presiden lainnya, jadi banyak kebijakan pak Harto yang masih dipakai sampai sekarang," ujar dia.

Setali tiga uang, Ketua DPR Bambang Soesatyo juga mengiyakan hasil survei tersebut. "Benar," ujar politikus Partai Golkar tersebut. Golkar seperti diketahui adalah tulang punggung Orde Baru selama 32 tahun.

Mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. TEMPO/Rully Kesuma

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

23 jam lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?


Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

2 hari lalu

Apel Gelar Pasukan Skala Besar Pengamanan Pemilu di Lapangan Benteng Medan, Kamis 11 April 2019. Tempo/Sahat Simatupang
Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

Dwifungsi ABRI merupakan jabatan ganda prajurit TNI dan Polri sehingga mendapatkan jabatan sipil, hal itu muncul pada zaman Orde Baru. Muncul lagi?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

6 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

7 hari lalu

Kantor Yayasan Supersemar di Gedung Granadi lantai 4, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu, 8 April 2009. dok/ Yosep Arkian
Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

Indonesia pernah diguncangkan dengan kasus penyelewangan dana yang dilakukan kroni Soeharto. Yayasan Supersemar kemudian jadi masalah.


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

7 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

8 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

8 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

Fakta dan peristiwa Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang menandai lengsernya Sukarno. Berikut 3 poin Supersemar Bung Karno kepada Soeharto.


58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

8 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

Bagaimana isi Supersemar yang diberikan Sukarno kepada Soeharto 11 Maret 1966?


63 Tahun Kostrad: Profil Tiga Sosok Pangkostrad Pertama di Awal Terbentuknya

11 hari lalu

Presiden Sukarno dan Soeharto
63 Tahun Kostrad: Profil Tiga Sosok Pangkostrad Pertama di Awal Terbentuknya

Selama 63 tahun ini, Kostrad telah dipimpin 44 Pangkostrad, berikut tiga sosok di awal terbentuknya Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.


63 Tahun Kostrad, Awal Terbentuknya Tak Lepas dari Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat

11 hari lalu

Logo Kostrad. kostrad.mil.id
63 Tahun Kostrad, Awal Terbentuknya Tak Lepas dari Operasi Trikora Pembebasan Irian Barat

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) merayakan HUT ke-63 pada 6 Maret 2024. Bagaimana terbentuknya satuan ini?