TEMPO.CO, Jakarta--Kepala Sub-Direktorat Ekspor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Heru Sulastyono diduga tak melaporkan kekayaannya dengan jujur dan sesuai dengan aturan. Heru--kini ditahan di Markas Besar Polri dengan tuduhan menerima suap—ditengarai berusaha menghapus jejak korupsinya dengan menyembunyikan hartanya yang berlimpah di berbagai kota.
Direktur Sub-Direktorat Money Laundering Mabes Polri Komisaris Besar Agung Setya mengaku polisi sudah menemukan sebagian harta Heru yang tersebar di empat kota: Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Wonosobo, Jawa Tengah. “Dia punya banyak rumah,” katanya kemarin. Saking banyaknya alamat Heru, polisi sempat kesulitan melacak keberadaan eks Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Bea-Cukai Tanjung Priok ini.
Heru ditangkap polisi Selasa dinihari lalu. Polisi mengaku mengantongi bukti bahwa Heru menerima suap dari pengusaha Yusran Arief. Saat penangkapan itu, penyidik sempat mencari sejumlah berkas di kamar tidur Heru dan menemukan kamar tidur sang pejabat berukuran amat besar. Kamar itu dipenuhi sederet lemari selebar dua meter berlapis kaca. “Rumahnya berharga miliaran rupiah,” kata Direktur Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Brigadir Jenderal Arief Santoso.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dibuat Heru pada 22 Juni 2011, pejabat eselon III Kementerian Keuangan ini hanya mengaku punya uang dan aset senilai Rp 1.278.106.877 dan US$ 20 ribu.
Dari penelusuran Tempo, rumah-rumah Heru di Tangerang dan Bekasi rata-rata berlantai dua dengan luas tanah 480 meter persegi. Empat rumah Heru ada di permukiman mewah Bumi Serpong Damai dan satu rumah di Cluster Sutera Renata Alba Utama, Alam Sutera, Serpong Utara. Dua rumah lainnya berada di Johar Baru, Jakarta Pusat; dan di Perumahan Griya Bintara Indah, Bekasi.
Sumber Tempo menambahkan, Heru juga memiliki hunian lain di Cluster Puspita Loka dan satu unit ruko di Tol Boulevard, Bumi Serpong Damai. Satu rumah Heru di Wonosobo adalah warisan orang tuanya.
Berdasarkan satu laman jual-beli properti, harga sebuah rumah di Alam Sutera saja sudah di atas Rp 7,5 miliar.
Selain rumah di Cluster Sutera Renata yang ia tempati bersama istri keduanya, Widya Wati, rumah-rumah Heru yang lain tampak kosong namun terawat. Salah satu rumahnya di Cluster Victoria Park, Bumi Serpong Damai, disewakan.
Selain menyewakan rumah, Widya Wati mengelola salon bernama Lo She, yang terletak di ruko Tol Boulevard, Bumi Serpong Damai. Salah seorang pegawai yang menolak disebutkan namanya mengatakan, semula Widya memiliki tiga salon. Namun dua lainnya kini ditutup.
Brigadir Jenderal Arief Santoso memastikan polisi akan menyelidiki semua aset milik Heru. Tapi polisi belum bisa menyimpulkan apakah rumah tersebut diperoleh dari hasil korupsi atau bukan. “Kami masih meneliti asal-usul seluruh rumah, apakah diperoleh dari sumber yang sah atau tidak,” katanya.
Ketua Pusat Studi Hukum Pidana Universitas Trisakti, Yenti Garnasih, menilai kasus Heru ini menunjukkan lemahnya aturan soal pelaporan kekayaan penyelenggara negara. “Laporan itu menjadi tidak berguna karena hanya sebagai petunjuk sosial saja,” katanya kemarin. Dia mengusulkan agar undang-undang yang mengatur tentang LHKPN direvisi.
JONIANSYAH | TRI SUHARMAN | REZA ADITYA | ANANDA BADUDU | MUHAMMAD KURNIANTO | DEWI RINA
Baca juga:
Sekjen Kemenkeu Tak Tahu Heru Punya Istri Dua
Sistem Online Ampuh Pangkas Pungli Bea-Cukai
ICW Minta Setiap Koruptor Dimiskinkan
Rumah Heru Sulastyono Termasuk Kompleks Elite