Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N. Mandey, membenarkan para peretail mulai kesulitan mendapatkan pasokan beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram. Dia menduga, keterbatasan pasokan beras karena masa panen belum terjadi dan beras tipe medium merek SPHP belum masuk ke retail-retail.
"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand ini mengakibatkan kenaikan HET beras pada retail modern dan pasar tradisional," ucap Roy dalam keterangan resminya pada Jumat, 9 Februari 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas, Arief Prasetyo Adi, tak menampik jika ada toko retail modern yang mengalami kekosongan beras. Meski begitu, pihaknya berupaya memantau distribusi beras ke setiap gerai retail.
"Lagi kami sisir dan penuhi," kata Arief lewat pesan WhatsApp pada Tempo, Kamis.
Dia pun mengirimkan beberapa foto yang menunjukkan distribusi beras, baik premium maupun medium merek SPHP, pada 13-15 Februari. Beras-beras itu telah memenuhi rak sejumlah retail di beberapa provinsi, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Banten.
Menurut Arief, mengisi puluhan ribu toko retail modern dengan beras perlu waktu. "Perlu seminggu."
Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik alias Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, membantah bansos beras menjadi penyebab langkanya beras di pasaran. Menurut dia, program SPHP dan bantuan pangan telah direncanakan dan dialokasikan bersamaan.
Adapun untuk menangani kelangkaan pasokan beras, kata dia per 12 Februari 2024 Bulog telah menyalurkan 4 ribu ton beras SPHP. Beras jenis ini disalurkan ke sejumlah retail, PT Food Station Tjipinang Jaya, serta Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Bayu menyebutkan Bulog juga telah menyalurkan beras SPHP ke sejumlah retail di Jakarta. Rinciannya Hypermart sebanyak 40 ton, Ramayana 50 ton, Lotte 10 ton, Alfamart 30 ton, Indomaret 50 ton, dan Indogrosir 40 ton.
AMELIA RAHIMA SARI | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Usai Pilpres Harga Pangan Kompak Naik, Beras Premium Tembus Rp 23 Ribu per Kilogram