Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kegagalan Proyek Food Estate Singkong Prabowo Subianto, Merusak Hutan dan Sia-sia

image-gnews
Foto udara areal lumbung pangan nasional 'food estate' komoditas singkong di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu, 6 Maret 2021. Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,422 triliun di 2021. ANTARA/Makna Zaezar
Foto udara areal lumbung pangan nasional 'food estate' komoditas singkong di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu, 6 Maret 2021. Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,422 triliun di 2021. ANTARA/Makna Zaezar
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Food estate (lumbung pangan) singkong menjadi salah satu bahasan dalam debat calon presiden (Capres) ketiga yang diselenggarakan pada Ahad lalu, 7 Januari 2024. Dalam debat tersebut, proyek food estate yang dikelola Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapat sorotan dari capres nomor urut satu, Anies Baswedan.

Polemik inilah yang disinggung Anies saat memaparkan visi-misinya. “Food estate singkong menguntungkan kroni, merusak lingkungan, dan tidak menghasilkan. Ini harus diubah,” ujar Anies. 

Bahkan, usai debat, mantan Gubernur DKI Jakarta itu kembali mempersoalkannya saat berkampanye di Gorontalo, Senin, 8 Januari 2024. Menurut Anies, anggaran food estate yang dibiayai negara lebih baik diberikan kepada petani kecil. Pasalnya, dia menilai proyek tersebut hanya memberikan keuntungan kepada korporasi atau perusahaan swasta. 

"Alokasi anggaran melalui subsidi pupuk dan solar lebih penting untuk petani sehingga bisa bermanfaat langsung oleh mereka dalam mengelola lahan pertanian," kata Anies. 

Food estate adalah satu proyek pangan yang dikerjakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Penunjukan Prabowo dalam memimpin urusan pangan sempat menjadi tanda tanya bagi publik. Kala itu Presiden Jokowi mengatakan pemerintah perlu menyiapkan lumbung pangan untuk menghadapi krisis pangan akibat pandemi Covid-19. Proyek food estate dikerjakan lintas sektor dan kementerian, termasuk Kementerian Pertahanan dilibatkan. Jokowi berdalih bahwa ketahanan pangan juga bagian dari pertahanan nasional. 

Prabowo lantas mencetuskan gagasan membuat sentra singkong di sejumlah daerah. Salah satu yang dipilih adalah Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Prabowo menjanjikan pusat produksi sekaligus industri singkong terpadu di sana. Singkong menjadi pilihan karena dianggap merupakan tanaman yang mudah ditanam sekaligus sumber pangan pokok alternatif beras.

Pemerintah lantas mengerahkan peralatan berat, ratusan pekerja serta tentara untuk menumbangkan pohon-pohon hutan di Gunung Mas dan menyulapnya menjadi perkebunan singkong. Pada tahap pertama, sekitar 700 hektare hutan digunduli dan dijadikan perkebunan singkong. Bahkan proyek sudah berjalan sebelum analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal selesai dibuat. Rencananya, proyek tersebut akan mencakup puluhan ribu hektare hutan di Gunung Mas.

Dampaknya bisa diduga, penggundulan hutan yang berada di atas pemukiman menyebabkan musibah. Saat hujan tiba, banjir menerjang pemukiman di sejumlah desa. 

Tidak cukup di situ. Belakangan diketahui bahwa proyek tersebut gagal total. Singkong yang ditanam di sana tidak berhasil tumbuh. Impian mengenai sentra produksi dan industri singkong tidak pernah terwujud hingga sekarang. 

Beda Sikap Prabowo, Anies, dan Ganjar di Food Estate

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Erwin Aksa, mengatakan food estate merupakan salah satu bagian untuk membangun food security. “Kita harus tahu dalam hal pertahanan, kita perlu food security, energy security, dan pertahanan atau keamanan,” kata Erwin ketika dihubungi Tempo, Rabu, 10 Januari 2024.

Menurut Erwin, masyarakat harus memahami bahwa Indonesia baru saja bangkit dari pandemi, di mana selama dua tahun kebelakang pemikiran semua orang, termasuk pemerintah, adalah soal kesehatan. Oleh karenanya, Erwin menuturkan bahwa Prabowo-Gibran akan melanjutkan program food estate tersebut karena banyak rencana besar yang terpengaruh dan tertunda imbas dari adanya Covid-19. 

“Yang menolak kan NGO-NGO (Non Governmental Organization), jadi jangan sampai ada pasangan calon yang dipengaruhi asing,” ujar wakil TKN itu. Dia pun menekankan bahwa food estate merupakan program untuk membangun ketahanan pangan, mengingat singkong saat ini sebagai salah satu komoditas diversifikasi pangan.

Jika mengacu pada pernyataan Prabowo pada September 2020, dia mengatakan bahwa tanaman singkong berpotensi besar untuk dikembangkan dalam bentuk produk turunan lain, seperti tepung sebagai bahan dasar pembuatan kue, roti, mie instan, dan biskuit.

Dengan adanya diversifikasi pangan tersebut, masyarakat tidak akan terpaku pada satu jenis makanan pokok saja, tetapi dapat mengkonsumsi bahan pangan lain sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi.

Di sisi lain, Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin, mengklaim bahwa problem utama dari proyek food estate adalah perencanaan yang kurang baik. Perencanaan itu, kata dia, meliputi aspek model bisnis, kecocokan lahan, pelibatan petani lokal, hingga dampak kepada lingkungan sekitar.

“AMIN pasti akan me-review ulang program-program tersebut secara objektif dengan melibatkan para ahli untuk mendapatkan solusi terbaik,” kata dia. “Hasilnya, bisa saja dilanjutkan dengan perbaikan, atau dihutankan kembali.” 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika ditanya soal solusi baru yang akan ditawarkan pihak Anies-Cak Imin, Wijayanto hanya memberi keterangan untuk menunggu hasil evaluasi program bersangkutan. 

Pandangan berbeda datang dari Direktur Juru Kampanye Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Choirul Anam. Menurutnya, isu ketahanan pangan berkaitan erat dengan reforma agraria, sehingga proyek food estate harus dilihat jauh lebih kompleks. 

“Lebih jauh lagi, tidak hanya soal industri, ketahanan pangan itu adalah soal ekosistem pangan. Nah, ekosistem pangan itu bagaimana tata kelolanya, benihnya, siapa yang terlibat di sana, termasuk juga penyimpanan dan distribusi,” tutur Choirul. 

Dalam konteks food estate singkong, perwakilan Ganjar-Mahfud itu menekankan soal partisipasi masyarakat lokal dan tata kelola masyarakat adat setempat. Pasangan calon nomor urut tiga itu disebut akan mengevaluasi program-program pemerintah sebelumnya. “Soal food estate kita akan evaluasi karena kritikannya banyak ya. Anggarannya sangat besar, hasilnya belum kelihatan. Yang pasti adalah tidak boleh atas nama ketahanan pangan merusak lingkungan,” kata dia. 

Ketahanan pangan, menurutnya, harus diekspresikan dengan menjawab kebutuhan pangan, menghormati nilai-nilai lokal, dan menghormati varietas pangan. Terkait hal ini, Choirul mengatakan bahwa pihaknya juga akan memberikan insentif bagi siapapun yang bisa mengembangkan varietas baru yang unggul dan sehat. “Semangat kami adalah menjadi lumbung dunia.”

Kritik Pengamat soal Food Estate

Sejumlah pengamat lingkungan ikut buka suara soal proyek food estate singkong Prabowo Subianto. Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Iqbal Damanik, misalnya. Berdasarkan kajian yang dilakukan Greenpeace, Iqbal mengatakan bahwa proyek food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah oleh Kementerian Pertahanan telah menyebabkan deforestasi dan bencana. 

“Ratusan hektare hutan yang terdeforestasi di Gunung Mas itu sudah sangat berdampak pada masyarakat sekitar hutan di Gunung Mas,” ujar Iqbal. 

Iqbal juga menyoroti soal pengelolaan proyek food estate singkong yang digarap oleh PT Agro Industri Nasional (Agrinas). Agrinas ini, disebut terafiliasi dengan yayasan dan perusahaan yang diisi oleh banyak politisi Gerindra, yakni partai yang didirikan oleh Prabowo. 

Dalam catatan Tempo, Agrinas merupakan perusahaan di bawah naungan Yayasan pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan (YPPSDP), yang juga membawahi PT Teknologi Militer Indonesia (TMI). Baik Agrinas, PT TMI, dan YPPSDP diklaim banyak berisi kader Partai Gerindra. 

Belum lagi, ujar Iqbal, singkong yang ditanam di sana tidak tumbuh dengan baik bahkan banyak yang mati. Perkebunan singkong yang mengorbankan hutan itu tidak berproduksi. Sehingga proyek tersebut hanya menyisakan kerugian keuangan negara, kerusakan hutan, dan penderitaan masyarakat saja tanpa menghasilkan apa-apa.

Ke depan, Iqbal menekankan bahwa proyek food estate bukan langkah yang tepat untuk dilanjutkan, mengingat belum ada satu pun proyek food estate yang benar-benar berhasil di Indonesia. “Karena selama ini pangan dan pertanian kita ditopang oleh modal sosial petani untuk lebih berhasil,” kata dia. “Jadi kami tidak menyebut bahwa food estate adalah solusi untuk mengatasi krisis pangan, tapi malah menjadi persoalan atau kontribusi baru untuk terhadap krisis iklim.” 

Senada, Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional, Uli Arta Siagian, juga mengatakan bahwa belum ada proyek food estate yang terbukti berhasil. “Saya mau bilang bahwa program food estate ini tidak punya plus-nya tapi banyak minus-nya, artinya semua hal itu minus. Ini bukan penilaian subjektif kami, tetapi ini berangkat dari sisi historical,” ujarnya. 

Mulai dari era Soeharto dengan Proyek Lahan Gambut (PLG) sejuta hektar sawah, program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFFE) di Papua pada era Susilo Bambang Yudhoyono, hingga sejumlah proyek food estate di era Jokowi, yang semuanya terbukti gagal. “Dari semua itu, kami tidak pernah menemukan cerita keberhasilan di food estate,” ujarnya. Yang terjadi justru pemborosan duit negara dan kerusakan lingkungan.

DEFARA DHANYA | DEWI NURITA | ANANDA RIDHO | ANTARA

Pilihan Editor: Banyak BUMN Kolaps di Era Jokowi, Mahfud Md: Marak Korupsi, Harus Diperbaiki

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

23 menit lalu

Kehadirian Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra di tempat kediaman calon presiden Prabowo Subianto di Jl Kertanegara, Jakarta. Kehadiran para ketua umum partai politik, koalisi Indonesia Maju (KIM) datang ke tempat kediaman Prabowo Subianto sebelum memulai deklarasi di Arena Indonesia. TEMPO/Magang/Joseph.
Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju


Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

1 jam lalu

Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Prof. Yusril Ihza Mahendra memberikan sambutan saat acara pembukaan Musyawarah Dewan Partai (MDP) Partai Bulan Bintang di Kantor DPP PBB di Jakarta, Sabtu 18 mei 2024. ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya


Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

3 jam lalu

Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) menyampaikan pidato sambutannya saat meresmikan Inpres Jalan Daerah (IJD) di Desa Lembar,  Kecamatan Lembar, Lombok Barat, NTB, Kamis 2 Amei 2024.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.


9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

4 jam lalu

Ilustrasi KPK. TEMPO/Imam Sukamto
9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.


Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

Susunan kabinet Prabowo-Gibran tengah menjadi perbincangan karena disebut ingin menambah jumlah kementerian lewat revisi UU Kementerian Negara.


Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

5 jam lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.


Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

5 jam lalu

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai melakukan kunjungan ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Konawe di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara pada Selasa, 14 Mei 2024. Foto Sekretariat Presiden
Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.


Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

7 jam lalu

Sejumlah siswa menaiki eretan menyeberangi Sungai Citarum di kawasan Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 8 Mei 2024. Para siswa menggunakan eretan sebagai moda penyeberangan menuju sekolah dengan tarif Rp2 ribu guna mempersingkat jarak tempuh karena minimnya akses jembatan penyebarangan di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

Walhi Jabar tidak setuju dengan rencana pameran karena kondisi Sungai Citarum masih rusak dan tercemar tinggi.


Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

9 jam lalu

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Bakal Capres Ganjar Pranowo, dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima bibit Mari Sejahterahkan Petani (MSP) di Rakernas IV PDIP. Dok. PDIP
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.


Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

10 jam lalu

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto didampingi Wakil Menteri Perdagangan dan Dirjen Bea Cukai mengumumkan bahwa Jokowi telah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan tentang perizinan impor menjadi Permendag Nomor 8 tahun 2024 yang memberikan relaksasi untuk beberapa barang bawaan dari luar negeri. Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, 17 Mei 2024. TEMPO/Ilona
Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

Menteri Airlangga mengatakan ada beberapa poin dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 yang direvisi oleh Peresiden Jokowi. Apa saja?