Upaya Mengatasi Kemacetan
Menhub Budi Karya, dalam video yang diunggah di Instagramnya, mengatakan pihaknya menyediakan 150 bus di beberapa titik, terutama di bandara untuk mencegah kembali terjadi kemacetan parah. Untuk jangka panjang, pemerintah tengah menggodok rencana pembangunan angkutan umum massal LRT Bali dari bandara.
"Tapi itu kan membutuhkan waktu," tutur Budi Karya. "Saya berkoordinasi dengan Gubernur, Kapolda, dan masyarakat Bali, kita upayakan angkutan massal itu ditambahkan dan kurangi kendaraan pribadi."
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, mengatakan pihaknya telah merekayasa jalur akibat kemacetan parah itu. Ini dilakukan dengan memberi akses bagi kendaraan roda dua untuk bisa mengantar penumpang hingga drop zone atau area keberangkatan, menyediakan ojek online, hingga menyiapkan kendaraan roda dua untuk membantu penumpang yang membawa koper.
“Troli kami siapkan di dekat akses kendaraan agar penumpang terbantu membawa bagasi, dan penyediaan dua unit mobil boogie untuk mobilisasi penumpang lansia, penumpang dengan anak dan penumpang yang membawa banyak bagasi,” kata Handy pada Jumat malam.
Awalnya, pengelola bandara bersama Polres Bandara dan TNI AU telah berupaya menangani kemacetan sejak terlihat potensi kepadatan. Tapi, volume kendaraan yang kian padat menyebabkan kemacetan terjadi di jalan menuju pintu masuk bandara hingga di jalan-jalan protokol lain, seperti Jalan Kediri dan Bypass Ngurah Rai
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan atau Dishub Bali, IGW Samsi Gunarta, mengakui timnya terlambat menangani potensi kemacetan di akses jalan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai pada Jumat.
“Kemarin kami terlambat sedikit untuk memberlakukan penanganan secara intensif jadi keburu penuh bandaranya, hari ini kita coba lebih baik kami perbaiki indikator threshold-nya,” ujarnya pada Sabtu, 30 Desember 2023.
Samsi menuturkan, Dishub Bali akan mengontrol lalu lintas untuk menekan waktu perjalanan di arah bandara. Pengaturan ini rencananya dilakukan hingga arus balik pada Rabu, 3 Januari 2024.
Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, mengatakan arus lalu lintas ketika libur Natal dan tahun baru (Nataru) memang tengah tinggi. Oleh sebab itu harus diantisipasi dengan angkutan lanjutan yang memadai.
"Dalam kondisi puncak lalu lintas tinggi, berbagai upaya dapat dilakukan," tutur Sutanto pada Tempo, Senin.
Misalnya, dengan membatasi perjalanan kendaraan pribadi. Selain itu, bisa juga dengan menambah kapasitas angkutan umum, seperti bus yang terjadwal dengan baik alias shuttle, sehingga tidak terpengaruh angkutan pribadi atau taksi kecil.
"Demikian juga pada perjalanan di jalan tol dapat dilakukan strategi contraflow sesuai jadwal pesawat dan angkutan umum," ucapnya.
AMELIA RAHIMA | ANTARA
Pilihan Editor: Terkini: Airlangga Sebut KUR Terus Berlanjut hingga 2024, KCIC Tanggapi Temuan Ombudsman soal Kereta Cepat Whoosh