Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Palestina Menuju Nakba Jilid 2: Mengungsi atau Mati di Tanah Sendiri

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Seorang pria duduk dengan putranya di luar rumah mereka selama pemadaman listrik di tengah gelombang panas di kamp pengungsi Beach di Kota Gaza, Palestina, 1 Agustus 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Seorang pria duduk dengan putranya di luar rumah mereka selama pemadaman listrik di tengah gelombang panas di kamp pengungsi Beach di Kota Gaza, Palestina, 1 Agustus 2022. REUTERS/Mohammed Salem
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKamis malam, 12 Oktober 2023, Israel mengeluarkan perintah militer kepada penduduk Gaza bagian utara dan tengah untuk mengungsi dari rumah mereka. Daerah itu telah diklasifikasikan Israel sebagai “Zona Perang”. Penduduk Gaza dan bahkan personel PBB yang ditempatkan di sana hanya memiliki waktu 24 jam untuk mengosongkan wilayah.

Militer Israel membagikan pamflet dari langit dan membuat rekaman panggilan telepon untuk memberi tahu penduduk tentang niat mereka untuk menargetkan “situs teror” yang terkait dengan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.

“Anda akan dapat kembali ke Kota Gaza hanya jika ada pengumuman lain yang mengizinkannya,” kata militer. “Jangan mendekati area pagar keamanan Negara Israel”.

Bagi warga Palestina, gagasan untuk meninggalkan atau diusir dari wilayah yang mereka inginkan untuk membentuk sebuah negara memiliki kesamaan dengan “Nakba”, atau “malapetaka”, ketika banyak warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka selama perang 1948 yang menyertai penciptaan Israel. Dan, sejak itu negeri mereka tak lagi sama.

Sekitar 700.000 warga Palestina, setengah dari populasi Arab di wilayah Palestina yang dikuasai Inggris, dirampas haknya dan terusir dari tempat tinggal mereka, banyak dari mereka yang pindah ke negara-negara Arab tetangga di mana mereka atau banyak keturunan mereka tetap tinggal. Banyak yang masih tinggal di kamp pengungsi.

Fawziya Shaheen, 90, mengenang sebuah babak kelam yang membekas dalam kesadaran warga Palestina.

"Saya ingat saat pertama kali kami mengungsi dan apa yang terjadi pada kami sekarang. Itu semua adalah kesalahan Amerika dan negara-negara yang melakukan normalisasi terhadap orang-orang Yahudi (Israel)," kata Shaheen, yang tinggal di sebuah gang di dalam kamp pengungsi Khan Younis.

"Apa pun yang terjadi, kami tidak akan menjadi pengungsi. Mereka menyerang kami, namun kami tidak akan meninggalkan rumah kami dan kami tidak akan menjadi pengungsi," kata Shaheen, yang duduk di rumah bersama cucu-cucunya menghadapi pengeboman Israel yang tiada henti dan kekurangan roti dan air minum. dan pemadaman listrik.

“Bahkan jika Amerika, Israel atau negara lain melakukan intervensi, kami akan tetap tinggal dan tidak akan meninggalkan rumah kami.”

Shaheen awalnya mengungsi dari Al-Majdal dan berakhir di Gaza yang miskin, yang sekarang menjadi salah satu tempat terpadat penduduknya di dunia. Dia menyaksikan perang tahun 1948, 1956, 1967, 1973 dan konflik Hamas vs Israel.

Gaza kini sudah luluh lantak. Seiring dengan pengeboman habis-habisan, Israel telah mempertahankan blokade penuhnya terhadap Gaza sejak serangan Hamas, mendorong kondisi kemanusiaan ke dalam kemunduran lebih lanjut dan mencegah masuknya peralatan medis yang mendesak dan pasokan kehidupan sehari-hari ke wilayah tersebut.

“Mereka memutus akses terhadap air, makanan, dan listrik, dan kini mereka mendorong kami meninggalkan rumah. Mengapa mereka melakukan ini pada kita? Apakah hanya karena kami adalah warga Palestina yang tinggal di Gaza?” kata seorang warga Kota Gaza kepada Al Jazeera, mengungkapkan perasaan frustrasi dan rasa ketidakadilan yang meluas di kalangan masyarakat.

“Ini adalah Nakba kedua. Namun pendudukan harus memahami bahwa kami akan terus tetap berakar di tanah kami dan membela hak-hak kami yang adil atas kebebasan, perdamaian dan keamanan.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

22 menit lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza berdiri di dekat barikade di sebuah perkemahan di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Ketegangan meningkat di kampus-kampus Amerika ketika para pendukung pro-Israel menyerang perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina di UCLA. REUTERS/David Swanson
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel karena Genosida di Gaza

Presiden Gustavo Petro mengumumkan Kolombia akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel atas genosida di Gaza.


Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

1 jam lalu

Gal Gadot berperan sebagai Wonder Woman di film Wonder Woman 1984 yang tayang di bioskop internasional mulai 16 Desember 2020. (Instagram/@gal_gadot)
Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

Gal Gadot aktor asal Israel yang sukses berkiprah dalam dunia industri hiburan Hollywood. Berikut beberapa filmnya, bukan hanya Wonder Woman.


39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

1 jam lalu

Gal Gadot sebagai Rachel Stone dalam film Heart of Stone. Dok. Netflix
39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.


Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

2 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, selama perjalanan selama seminggu yang bertujuan meredakan ketegangan di Timur Tengah, di Hotel David Kempinski, di Tel Aviv, Israel, 9 Januari 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein/Poo
Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.


Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

14 jam lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.


PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

20 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut


Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

20 jam lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.


Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

1 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah


Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Polisi berjaga di dekat perkemahan pengunjuk rasa yang mendukung warga Palestina di halaman Universitas Columbia, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 30 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina


Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

1 hari lalu

Petugas membersihkan meja di restoran McDonalds yang kosong akibat boikot merek Barat di Mesir akibat pemboman Israel di Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung di Kairo, Mesir, 20 November 2023. REUTERS /Mohamed Abd El Ghany
Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza